Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN Bidik Laba Bersih US$1 Miliar pada 2024

PGN menargetkan pendapatan US$8 miliar dan laba bersih US$1 miliar pada 2024
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)Direktur Utama PGN Gigih Prakoso. (Bisnia-Hery Trianto)

Bisnis,com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. menargetkan laba bersih sebesar US$1 miliar pada 2024.

Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Gigih Prakoso mengatakan bahwa perseroan telah merumuskan dan menetapkan rencana strategis sampai dengan 2024.

Adapun, perseroan akan melakukan penguatan dan perluasan pengelolaan hilir gas domestik. Selain itu, perusahaan juga akan melakukan restrukturisasi bisnis dan mengoptimalkan portofolio bisnis hingga 5 tahun ke depan.

Dia menambahkan bahwa emiten berkode saham PGAS itu akan melakukan sinergi bisnis dengan BUMN, BUMD, swasta, dan perusahaan-perusahaan luar negeri guna menunjang bisnis perseroan.

Di samping itu, PGAS juga akan mengembangkan bisnisnya untuk pasar internasional. Dari rencana tersebut, perseroan menargetkan penjualan volume niaga sebesar 1.800 billion British thermal unit per day (bbtud) untuk niaga domestik dan 600 bbtud untuk global liquid natural gas (LNG).

Sementara itu, dari sisi kinerja keuangan perseroan menargetkan pendapatan US$8 miliar pada 2024 dan laba bersih US$1 miliar.

“Ke depan kami kembangkan banyak inisiatif bisnis,” katanya di Komisi VII DPR RI, Senin (10/2/2020).

Sementara itu, Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Arie Nobelta Kaban mengungkapkan bahwa tantangan dalam rencana kerja perseroan hingga 5 tahun ke depan adalah kenaikan harga jual gas.

Menurutnya, rancangan itu dibuat dengan asumsi terjadinya kenaikan harga jual gas dalam 5 tahun ke depan.

“Jadi kondisi-kondisi eksternal, regulasi pemerintah, ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk mencapai US$1 miliar,” ungkapnya.

Meskipun demikian, perseroan telah menyiapkan mitigasi untuk kondisi-kondisi eksternal yang berpotensi mengganjal kinerja perseroan. Salah satunya adalah dengan mengupayakan kenaikan dari sisi volume penjualan.

“Upaya-upaya yang kami lakukan adalah ekspansi keluar, dan di Indonesia kami banyak meningkatkan market share salah satunya ke industri petrochemical,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper