Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konversi Pembangkit Listrik, Hitung-hitungan PGN Belum Sepadan dengan PLN

Setidaknya ada konversi 52 pembangkit listrik berbahan minyak menjadi gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (PLN).
Pekerja berkeliling saat melakukan pemeliharaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Pekerja berkeliling saat melakukan pemeliharaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) masih mengkaji skema investasi untuk mendukung konversi 52 pembangkit listrik PT Perusahaan Gas Negara (PLN) yang menelan anggaran mencapai US$2 miliar atau sekitar Rp27,4 triliun (US$1 = Rp13.700).

Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Arie Nobelta Kaban mengatakan hingga saat ini perseroan masih belum menentukan skema investasi dalam proyek yang diklaim dapat menghemat pengeluaran PLN sebesar Rp1,92 triliun per tahun itu.

Dia menjelaskan hingga saat ini PGN bersama dengan PLN sedang melakukan pembahasan terkait dengan analisis, dan feasibility study proyek tersebut.

“Tapi dari PGN kami akan mengkaji dari sisi keekonomian, apakah dari sisi keekonomian ini layak dilakukan investasi,” tuturnya, di sela-sela Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (10/2/2020).

Kendati demikian, proyek konversi pembangkit bertenaga bahan bakar minyak menjadi gas bumi, tersebut menjadi salah satu peluang perseroan untuk meningkatkan kinerja hingga 2024 mendatang.

Pasalnya, proyek tersebut dapat meningkatkan volume penjualan LNG perseroan dengan potensi 52 pembangkit listrik.

Peningkatan volume penjualan menjadi salah satu strategi perseroan guna mencetak pendapatan senilai US$8 miliar dan laba bersih senilai US$1 miliar pada 2024.

Adapun perseroan menargetkan volume niaga sebesar 1.800 bbtud untuk niaga domestik dan 600 bbtud untuk global LNG.

Strategi ekspansi ke luar negeri dilakukan PGN guna memitigasi rendahnya harga gas dalam negeri yang menjadi salah satu tantangan perseroan.

“Jadi kenaikan volume itu yang kami usahakan, meningkatkan sales seperti itu upaya-upaya yang kami lakukan,” katanya.

Di sisi lain, PLN punya hitungan lain terkait proyeksi konversi pembangkit listrik berbahan minyak menjadi gas. Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN (Persero) Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan besaran biaya investasi yang diperlukan mencapai Rp22 triliun.

"Investasi sekitar Rp22 triliun itu merupakan capital expenditure untuk pembangunan infrastruktur seperti penyediaan kapal, fasilitas pelabuhan, tempat penyimpanan, dan fasilitas regasifikasi," ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Saat ini, rencana detail proses gasifikasi ini tengah dibahas bersama PT Pertamina (Persero). Adapun dalam pembahasan tersebut tengah disusun pokok kerjasama alias head of agreement (HoA). HoA sendiri merupakan kesepakatan para pihak untuk menyediakan infrastruktur,

"HoA ditargetkan sudah bisa disepakati pada bulan ini," kata Djoko.

Staf Khusus Kementerian ESDM Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Triharyo Soesilo menuturkan jumlah pembangkit yang akan dilakukan konversi ada 52 unit dengan total 1.697 Mega Watt.

Adapun diperkirakan volume gas alam yang dibutuhkan mencapai 166,9 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD).

Hal itu sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 13 K/13/MEM/2020 tentang penugasan pelaksanaan penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG) serta konversi penggunaan Bahan Bakar Minyak dengan LNG dalam penyediaan tenaga listrik.

"Kami targetnya bisa selesai dalam 2 tahun," katanya.

Selain hitung-hitungan investasi, PLN juga punya hitungan lain terkait penghematan biaya operasional dengan adanya konversi pembangkit listrik minyak menjadi gas bumi. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini  menuturkan konversi pembangkit BBM ke gas ini akan dapat menghemat biaya operasional PLN sebesar Rp4 triliun per tahun.

Pasalnya, konsumsi BBM yang diserap PLN untuk pembangkit diesel ini mencapai 2,6 juta kiloliter (Kl) di tahun lalu.

"Yang bisa diubah ke gas berdasarkan identifikasi kami adalah 1,6 juta Kl dengan estimasi pengurangan biaya operasi sebesar Rp4 triliun," ucanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper