Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN Proyeksikan Kendaraan Darat dan Laut Jadi BBG Lima Tahun Ke Depan

Pemerintah merencanakan gas alam terkompresi digunakan untuk bahan bakar transportasi darat dan laut, khususnya kapal nelayan tradisional.
Petugas mengisi bahan bakar gas pada angkutan kota di Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), di Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/3/2018)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Petugas mengisi bahan bakar gas pada angkutan kota di Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), di Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/3/2018)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Gas Negara (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina memanfaatkan gas bumi sebagai energi alternatif untuk bahan bakar roda dua, kendaraan roda empat, serta kapal nelayan tradisional dalam lima tahun ke depan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkap, energi gas bumi dijadikan energi transisi selama pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) belum rampung. Hal ini lantaran, gas bumi dianggap sebagai sumber energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan. Terlebih, gas bumi masih sustainable dalam bertahun-tahun ke depan.

Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto mengungkap, Compressed Natural Gas (CNG) atau gas alam terkompresi digunakan untuk bahan bakar transportasi darat dan laut, khususnya kapal nelayan tradisional.

“Kami proyeksikan, program ini akan mengoptimalkan pemanfaatan SPBG milik Pertamina yang dibangun menggunakan dana mandiri dan APBN. Ada 35 SPBG untuk direaktivasi secara bertahap. Saat ini sudah 3 unit di Semarang yang telah direvitalisasi,” ungkap M. Haryo Yunianto melalui pernyataan tertulis yang diterima Bisnis, Rabu (13/12/2022).

Haryo juga menuturkan, PGN menentukan target konversi untuk sepeda motor yang berbahan bakar gas bumi (BBG) ini sebanyak 100.000 unit. Menggunakan tabung CNG berukuran  berukuran 14 x 53 cm, tabung baja yang cukup ringkas dan memiliki standar keselamatan tinggi. Tabung ini berkapasitas 2.5 liter setara premium (lsp) dapat mendukung daya jelajah hingga 100 km dalam sekali pengisian penuh.

“Komposisi utama CNG untuk sepeda motor adalah metana yang bersih dan beroktan tinggi mampu memberikan manfaat performa mesin yang baik dan gas buang yang ramah lingkungan,” ujar Haryo.

Penggunaan konversi BBM ke BBG pada sepeda motor ini, menurut Haryo dapat meningkatkan penghematan harga bahan bakar hingga 55 persen atau setara dengan menghemat sekitar Rp 6,9 juta per tahun, jika dilihat dari jumlah konsumsi 4 liter BBM Pertalite per hari. 

Hal ini kemudian berdampak pada pengurangan beban subsidi BBM serta ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 125 ribu kilo liter per tahun. Mengingat Pertalite merupakan jenis BBM khusus penugasan (JBKP) dan termasuk jenis BBM bersubsidi.

Terlebih Badan Pengatur Hilir Migas (BPH) Migas sebelumnya telah mengungkap, konsumsi Pertalite tahun ini jauh meninggalkan konsumsi jenis BBM umum (JBU) yang mengalami penurunan.

Sedangkan untuk kendaraan roda empat, GN memproyeksikan sebanyak 1.000 truk/ bus dan 18.000 kendaraan kecil yang berbahan bakar gas bumi. Di beberapa tempat, kendaraan umum seperti taksi, bajaj ataupun bus Trans seperti bus Trans Semarang telah lebih dulu menggunakan BBG.

Lalu untuk kapal nelayan, Haryo menyebut, PGN memiliki target quick win konversi sebanyak 6,71 BBTUD untuk 30.000 unit perahu nelayan. Program ini untuk nelayan diskemakan menggunakan Gaslink Cylinder yang berkapasitas 4,2 lsp. Memiliki standar keselamatan tinggi, daya jelajah hingga 50 Km pada mode operasi Dual Diesel Fuel (DDF) 50% untuk digunakan selama 1 hari berlayar.

Komposisi tabung CNG untuk kapal nelayan serupa dengan CNG untuk sepeda motor, berkomposisi metana beroktan tinggi sehingga menghasilkan performa mesin yang baik dan ramah lingkungan. Potensi penghematan bahan bakar juga mencapai 30 persen atau setara dengan Rp 7,2 juta per tahun jika berdasarkan konsumsi 10 liter BBM solar per hari.

“Kebutuhan pasokan gas untuk BBG transportasi kurang lebih 40 BBTUD di tahun 2027. Sedangkan penggunaannya, diperkirakan meningkat hingga 410 juta LSP. Impact lanjutannya, akan menghemat APBN untuk mengurangi BBM subsidi hingga Rp 1,25 T per tahun dengan asumsi subsidi BBM sebesar 3000 rupiah per liter,” tambah Haryo.

Menurut Haryo, dengan momen kenaikan harga minyak dunia dan BBM dalam negeri tepat untuk optimalisasi gas bumi. Terlebih hal ini juga diharapkan bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pada prinsipnya, program nasional CNG untuk kendaraan darat dan kapal nelayan ingin kami tingkatkan agar masyarakat punya energi alternatif dengan harga yang lebih murah  dan ramah lingkungan. Secara berkelanjutan, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper