Bisnis.com, JAKARTA – PT TransJakarta menyatakan pihaknya belum berencana menaikkan tarif layanan bus TransJakarta meski harga jual bahan bakar gas (BBG) untuk sektor transportasi naik menjadi Rp4.500 per liter setara premium (lsp).
Untuk diketahui, Kementerian ESDM menaikkan harga jual bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi Rp1.400 yaitu dari Rp3.100 per liter setara premium (lsp) menjadi Rp4.500 per lsp mulai 1 Mei 2022.
Penyesuaian harga BBG itu berdasarkan Keputusan Menteri atau Kepmen ESDM Nomor 82 Tahun 2022 tentang Harga Jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk Transportasi.
“Sejauh ini masih belum ada arahan untuk menaikan tarif layanan kami. Namun sebagai BUMD yang bergerak di sektor Transportasi, TransJakarta pada dasarnya siap mengikuti arahan terbaik yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tanpa mengurangi kualitas layanan kepada pelanggan,” kata Kepala Departemen Komunikasi Korporasi TransJakarta Iwan Samariansyah kepada Bisnis, Selasa (10/5/2022).
Tidak hanya bus regular, Iwan mengatakan tarif bus TransJakarta Premium juga tidak mengalami kenaikan setelah harga BBG naik.
“Untuk bus premium, yakni RoyalTrans yang melayani rute jarak jauh seperti Cibubur, Bekasi, dan Bintaro tarifnya juga tidak naik, tetap sekitar Rp20 ribu,” ujarnya.
Adapun, kegiatan operasional TransJakarta secara keseluruhan, menurut Iwan sama sekali tidak terdampak kenaikan harga BBG.
“Pada operasional bus, kami menggandeng beberapa operator seperti PPD, Mayasari Bhakti, dan lainnya. Sejauh ini kenaikan harga BBG tidak berimbas pada kegiatan operasional kami,” tuturnya.
Lebih lanjut, Iwan mengungkapkan hingga saat ini terdapat 52 unit bus TransJakarta yang menggunakan BBG. Penggunaan BBG dinilai lebih murah dan lebih rendah emisi sehingga dapat mengurangi polusi udara.
Meski demikian, dia mengatakan terdapat sejumlah tantangan dalam pengoperasian TransJakarta berbahan bakar BBG.
“Tantangannya sendiri di antaranya sulit untuk mendapatkan spare part, lamanya pengisian saat BBG hingga temperaturnya yang cepat panas,” ujar Iwan.
Dilansir dari situs resmi TransJakarta, untuk mengantisipasi temperatur BBG yang cepat panas, bus-bus ini dibuat dengan menggunakan material khusus. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat.