Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kemenperin Optimistis Industri Farmasi Segera Pulih

Tahun ini diharapkan industri farmasi bisa tumbuh kembali antara 7atau 8 persen.
Ipak Ayu H Nurcaya
Ipak Ayu H Nurcaya - Bisnis.com 07 Februari 2020  |  07:53 WIB
Kemenperin Optimistis Industri Farmasi Segera Pulih

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian optimistis pertumbuhan industri farmasi bisa pulih pada tahun ini seiring dengan dominasi produksi obat yang telah dilakukan secara domestik.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan industri farmasi pada dua hingga tiga tahun lalu pernah meningkat 15 persen. Tahun ini diharapkan bisa naik kembali hingga 7 persen atau 8 persen.

"Struktur industri farmasi saat ini sudah baik dengan 70 persen produksi obat dilakukan secara domestik. Namun, impor bahan baku yang masih 90 persen menjadi persoalan," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (6/2/2020).

Dia menambahkan penurunan volume akan memberi dampak lebih positif bagi industri kendati belum seluruhnya impor bisa ditekan. Artinya, untuk bahan baku yang memiliki volume tinggi dan nilai tinggi yang lebih akan diprioritaskan untuk tersedia di dalam negeri.

Khayam mencontohkan produk seperti antibiotik dan paracetamol semestinya mulai diproduksi dengan bahan baku sepenuhnya tanpa impor.

Tak hanya itu, pihaknya juga mengkonfirmasi sejumlah investor yang akan datang untuk memulai produksi bahan baku obat di Indonesia. Langkah itu juga dinilai sebagai percepatan kemandirian produksi obat.

"Sebenarnya memang mulai banyak yang ingin masuk, karena sekarang sudah menarik dengan adanya insentif pajak baik tax allowance, tax holiday, maupun super deduction tax. Namun, di sektor farmasi ini ada proses uji pra klinis dan uji klinis yang membutuhkan waktu," ujarnya.

Dia menuturkan paling tidak dibutuhkan waktu hingga dua tahun dari proses hingga lulus serangkaian uji standar BPOM tersebut. Alhasil, jika investasi baru tercatat masuk tahun lalu belum bisa diharapkan untuk menjadi pendorong tahun ini.

Menurutnya, fokus pemerintah saat ini adalah pada penguatan pengembangan dan penelitian di Indonesia. Pasalnya, jika berbicara produksi obat mungkin nilainya tidak mahal tetapi kalau sudah soal riset biasanya membutuhkan dana mahal. Sementara prinsip bisnis obat adalah pada kekuatan risetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

industri farmasi kemenperin
Editor : Rio Sandy Pradana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top