Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Farmasi ditargetkan mampu menguasai pangsa pasar industri farmasi nasional.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menilai perusahaan pelat merah belum dominan dalam pangsa pasar industri farmasi di Indonesia. Bahkan, jelasnya, tidak ada satu BUMN pun yang memiliki pangsa pasar lebih dari 10 persen.
Dengan begitu, holding BUMN farmasi, yang terdiri dari Bio Farma sebagai induk, serta Kimia Farma dan Indofarma sebagai anggotanya, diyakini mampu menjadi pelaku nomor satu di Indonesia.
"Kami optimis di dalam negeri akan jadi nomor satu. Paling tidak 7,5 persen sampai dengan 10 persen pangsa pasar Indonesia akan kami capai setelah resmi terbentuk holding ini," katanya, Rabu (5/2/2020).
Honesti mengemukakan, saat ini pangsa pasar obat Kimia Farma mencapai 3,5 persen, sedangkan Indofarma sekitar 0,5 persen. Adapun, pangsa pasar Bio Farma diakui cukup sulit diterka mengingat belum ada perusahaan pengembangan vaksin lain di Indonesia.
Lebih lanjut, Honesti mengatakan isunya pada tahun lalu pangsa pasar Kalbe Farma telah digeser oleh Sanbe Farma.
Baca Juga
Untuk merealisasikan target pangsa pasar itu, dia mengatakan ke depan masing-masing anggota holding bakal berfokus pada lini bisnis yang berbeda. Pasalnya, sebelum holding terbentu, banyak terjadi tumpang tindih produksi obat yang mengakibatkan BUMN sulit mencapai efisiensi.
"Kimia Farma pada produk farmasi, Bio Farma pada vaksin, dan Indofarma pada alat kesehatan dan obat herbal."