Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri farmasi akan terus menggenjot kinerja dengan berbagai strategi peluncuran produk baru dan memperkuat pasar ekspor.
Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius mengatakan saat ini perseroan menyiapkan sejumlah produksi baru untuk obat resep, OTC, herbal dan Nutrisi dan perluasan distribusi.
Menurutnya tantangan obat domestik yakni persaingan pasar yang intensif, perubahan peraturan, daya beli dan jalur distribusi.
"Untuk itu Kalbe akan melakukan banyak kolaborasi untuk meningkatkan kecepatan dan efektifitas. Pengelolaan kapasitas produksi yang seimbang karena Kalbe banyak produk dan bisa saling substitusi," katanya, Selasa (4/2/2020).
Vidjongtius mengemukakan perseroan juga akan meneruskan pasar ekspor ke Timur Tengah sembari fokus menggarap pasar Asean. Untuk produk yang ekspor pun semakin beragam misalnya pharma, consumer health, dan nutrisi.
Menurut Vidjongtius tahun ini perseroan memiliki target pertumbuhan produksi dua digit dengan alokasi belanja modal sekitar Rp1,6 triliun - Rp1,8 triliun pada 2020.
Sementara pertumbuhan penjualan ditarget mencapai 7 persen - 8 persen pada tahun ini. Adapun, Vidjongtius meramalkan tantangan pertumbuhan perseoran tahun ini mayoritas akan datang dari pergerakan global.
"Tantangan bisa berhubungan dengan perubahan peraturan, fluktuasi nilai rupiah, pasokan bahan baku impor, dan dampak perubahan global," ujarnya.
Adapun target utilisasi tahun ini akan berkisar 60 persen - 70 persen. Menurut Vidjongtius pangsa pasar Kalbe di industri farmasi telah mencapai 11 persen - 12 persen.
Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk. Zahmilia Akbar mengatakan tahun ini perseroan tetap melengkapi portfolio produk melalui pengembangan produk generik dan branded. Sementara target perseroan ada 12 produk rilis pada 2020 ini termasuk ada obat dan alat kesehatan di dalamnya.
"Tantangan pengembangan obat domestik di R&D yakni bagaimana mengembangkan produk yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat indonesia. Untuk itu sekarang riset dan pengembangan di Phapros terus melakukan pengembangan ke arah tersebut didukung oleh komitmen manajemen dan juga kapabilitas SDM," ujarnya.
Zahmilia memastikan portfolio produk Phapros saat ini sangat lengkap, baik dengan target segmen e-katalog untuk generik ataupun segmen reguler untuk branded etikal dan produk obat bebas. Alhasil, strategi pemasaran akan saling melengkapi.
Di pasar ekspor, dia menambahkan, strategi perseroan adalah perluasan pada market Asia Tenggara. Saat ini perseroan sudah realisasi ekspor ke Kamboja, dan proses dengan Filipina dan Myanmar.
"Target kami menjangkau di seluruh Asia Tenggara, serta sebagian Afrika khususnya Nigeria. Produk ekspor yakni produk pareto kami pastinya antimo, multivitamin, analgesik serta kami juga akan push untuk produk herbal kami," katanya.
Zahmilia pun menargetkan utilisasi pada 2020 ini mencapai di atas 75 persen.