Bisnis.com, JAKARTA – Rumah tapak tetap menjadi primadona di mata para pembeli properti hunian jika dibandingkan dengan apartemen, terutama dari pembeli kalangan end user.
Berdasarkan hasil riset situs jual beli rumah dalam jaringan Rumah123.com, tingkat pencarian rumah di situs tersebut sepanjang 2019 naik 27 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Adapun, pencari rumah tapak naik 34 persen, sedangkan pencari apartemen dan tanah justru turun masing-masing 10 persen dan 2 persen.
“Dengan data itu bisa terlihat bahwa pencarian hunian secara digital semakin jadi tren, terlihat trennya sampai saat ini juga tetap naik,” jelas Country Manager Rumah123.com Maria Herawati Manik, pada paparan Rumah123.com Property Outlook 2020 di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Maria menambahkan, kisaran harga yang paling dicari untuk rumah tapak berada di kisaran yang cukup luas antara Rp500 juta – Rp5 miliar. Sedangkan untuk apartemen berada di kisaran Rp300 juta sampai Rp1 miliar.
“Kalau dilihat satu per satu, paling banyak dicari di Rumah123.com masih di kisaran harga di bawah Rp300 juta, sampai 21 persen,” jelasnya.
Baca Juga
Meskipun demikian, jika dilihat secara keseluruhan dan digabungkan, maka pencarian rumah di kisaran Rp500 juta – 5 miliar memiliki porsi yang sangat besar yaitu hampir 60 persen.
Sementara itu, untuk apartemen, pangsa permintaan paling besar berasal dari segmen di bawah Rp300 juta sampai Rp1 miliar. Rumah123.com meprediksi hal itu terjadi karena saat ini semakin banyak investor muda yang ingin berinvestasi properti namun dengan risiko yang minim.
“Prediksi kami, untuk investor yang baru terjun, mereka ingin investasi di apartemen yang harganya tidak terlalu berisiko, terjangkau, dan ukuran kecil. Mungkin apartemen 1 kamar atau studio, dengan harapan bisa disewakan dan mendapatkan return investasi yang lebih cepat,” imbuhnya.
Adapun, dibandingkan dengan 2018, dari sisi pasok yang masuk di Rumah123.com, mengalami kenaikan rata-rata 4% per bulan. Bahkan pada Desember kenaikannya cukup signifikan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Real Estate broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong mengatakan bahwa saat ini segmen perumahan yang masih bisa bergerak adalah yang harganya di bawah Rp500 juta sampai Rp1 miliar.
"Paling banyak yang cari untuk pasar sekunder juga sekarang dari kalangan investor. Mereka cari yang lebih terjangkau untuk meminimalisir risiko tadi, kalau stagnan setidaknya tidak rugi banyak," ungkapnya.
Adapun, untuk pasar sekunder umumnya kurang diminati oleh segmen end user. Umumnya segmen tersebut lebih mencari rumah baru dengan harga terjangkau, sedangkan rumah seken umumnya ukurannya besar dan harganya sudah tinggi.