Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lifting Minyak 1 Juta Barel Butuh Temuan Besar

Tren produksi minyak terus turun, meskipun target produksi sudah dikurangi.
Lapangan Jambaran Tiung Biru - Pertamina/ Istimewa
Lapangan Jambaran Tiung Biru - Pertamina/ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Tanpa temuan besar  blok minyak baru pemerintah diperkirakan sulit memenuhi target produksi minyak 1 juta barel perhari (bph) pada 2025.

Pasalnya, tren produksi minyak dari sumur yang ada sekarang terus turun, meskipun target produksi sudah dikurangi.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto meminta Pemerintah bekerja keras untuk mencari giant discovery blok baru yang sekiranya dapat dieksplorasi. Ini adalah hal penting yang harus segera dilaksanakan untuk mengantisipasi krisis minyak dalam negeri.

"Kalau melihat kinerja KKKS Migas yang ada sekarang, saya pesimistis target 1 juta bph bisa tercapai. Itu target yang cukup besar. Tidak bisa dicapai dengan cara business as usual," tegas Mulyanto dalam keterangan resmi, Kamis (6/4/2020).

Mulyanto menambahkan bahwa mulai Agustus 2021 akan dilakukan serah terima pengelolaan eksplorasi Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia ke Pertamina. Blok Rokan adalah kawasan eksplorasi minyak terbesar kedua setelah Blok Cepu.

Berdasarkan pengalaman alih kelola Blok Mahakam, kata Mulyanto, pengelolaan blok lama terminasi yang diserahkelolakan kepada Pertamina tidak memperlihatkan kinerja yang menggembirakan. 

Selain karena secara alamiah cadangan minyak yang ada dalam sumur-sumur tua tersebut terus menurun, pengalaman Pertamina juga tidak terlalu memadai dalam mengelola sumur terminasi.  Dengan demikian, wajar jika tingkat produktifitas kilang lama terus turun.

Hinga saat ini, Pertamina belum dapat melakukan pengeboran di blok Rokan. Padahal masa transisi pengelolaannya segera berakhir.  Maka, di blok Rokan saja kita pesimis lifting minyaknya bisa dipertahankan.

"Karenanya secara nasional, Harus ada gebrakan serius dan strategi-strategi khusus pemerintah di sisi eksplorasi migas ini untuk mendapatkan giant discovery.  Sebab eksplorasi temuan raksasa ini perlu biaya besar dengan resiko yang juga besar," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper