Bisnis.com, JAKARTA - PT Indofarma akan menggenjot utilisasi pabrik herbal hingga 100 persen pada tahun ini. Saat ini, pabrik yang sudah berdiri sejak periode 2002-2003 baru tercatat 30 persen utilisasinya.
Direktur Utama PT Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan usai holding BUMN Farmasi terbentuk, perseroan mendapat fokus produksi pada alat kesehatan dan obat herbal.
Alhasil, akan ada sejumlah langkah startegis yang dilakukan tahun ini guna memaksimalkan penuh utilisasi yang masih rendah.
"Harapannya semester II/2020 sudah mulai berjalan karena kami melihat pasarnya masih luas dan selama ini belum optimal dan fokus saja," katanya saat ditemui Bisnis.com, Rabu (5/2/2020).
Arief mengemukakan setelah berdiskusi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), perseroan juga kian mematangkan rencana meningkatkan kualitas obat tradional. Saat ini ada tiga jenis obat tradisional yakni jamu, herbal berstandar, dan fitofarmaka.
Sementara obat tradisional yang beredar kebanyakan masih pada jenis jamu. Alhasil, untuk herbal bersatandar dan fitofarmaka memiliki banyak peluang yang besar.
Baca Juga
"Dengan lebih banyak mengolah natural ekstrak yang bahannya berasal dari hasil pertanian tentu juga akan semakin mengurangi impor bahan baku obat. Obat tradisional itu seperti pengobatan China yang pasti memiliki pangsa pasar," ujarnya.
Sementara itu, obat herbal yang banyak dikembangkan Indofarma sejauh ini adalah berbagi macam multivitamin seperti Biovision.