Bisnis.com, JAKARTA — Pasokan sejumlah buah dan sayuran impor dikhawatirkan akan terganggu lantaran rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian belum juga terbit.
Importir produk hortikultura mengemukakan kondisi ini telah berlangsung sejak November lalu dan berlaku untuk pengajuan impor dari seluruh negara pemasok.
Ketua Umum Harian Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayur Segar (Aseibssindo) Hendra Juwono menyebutkan pihaknya tak mengetahui penyebab tertundanya penerbitan RIPH. Dia pun mengatakan baru terdapat tiga perusahaan yang mendapatkan RIPH.
"RIPH belum terbit sejak November lalu dan pada 16 Januari hanya terbit untuk tiga perusahaan. Kami tidak tahu alasan penundaan ini," kata Hendra kepada Bisnis, Kamis (6/2/2020).
Dia pun menyampaikan bahwa stok sejumlah komoditas hortikultura di gudang importir semakin menipis yang mencakup bawang bombai, jeruk, dan apel. Berkurangnya pasokan dikhawatirkan bakal membuat harga komoditas tersebut melonjak.
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto membenarkan bahwa pihaknya belum menerbitkan RIPH dalam jumlah besar sejak November 2019 lalu. Menurutnya, hal ini terjadi lantaran pihaknya memberlakukan pengecekan standar agrikultur yang lebih ketat.
Baca Juga
"Iya memang benar tak banyak RIPH yang terbit. Hal ini karena kami mempeketat pengecekanan agricultural practices demi keamanan bagi konsumen," kata Prihasto saat dikonfirmasi.
Dia pun memastikan bahwa pihaknya bakal menerbitkan RIPH dalam waktu dekat usai proses penilaian di pihaknya rampung. Mengenai pasokan, dia pun memastikan bahwa stok untuk sejumlah komoditas berada pada posisi yang aman.
"Dari Kemendag menyebutkan untuk bawang putih misalnya, stok aman. Untuk RIPH segera kami terbitkan," kata dia.