Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menargetkan pembangunan moda raya terpadu (MRT) Tangerang Selatan (Tangsel) dapat dimulai pada 2022.
Direktur Prasarana BPTJ Edi Nursalam mengaku masih berupaya untuk mengusulkan agar proyek MRT Tangsel masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN). Tahapannya, tahun ini akan ada studi mengenai outline business case (OBC).
"Mudah-mudahan tahun depan kami bisa lakukan FS [feasibility study] sama DED [detail enginering design], final business case nanti untuk KPBU. Setelah rangkaian studi tersebut selesai dan berjalan dengan lancar, maka proses selanjutnya adalah pelelangan dan awal konstruksi yang ditargetkan pada 2022," kata Edi, Selasa (4/2/2020).
Dia menambahkan rangkaian studi ini dilakukan guna mengukur ketertarikan swasta dalam proyek yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp20 triliun. Melalui studi OBC akan diketahui proyek MRT tersebut menguntungkan atau tidaknya.
Menurutnya, tahun depan atau pada 2021 sudah bisa melakukan proses lelang. Terlebih, lama waktu pelaksanaan DED hanya sekitar enam bulan.
Pembangunan jalur atau trase, imbuhnya, dilakukan bersamaan dengan DED yang dilakukan pada 2021. Setelah hasil studi trase tersebut selesai, baru dapat dilelangkan.
Baca Juga
Edi menuturkan FS yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta baru berupa indikasi trayek dan perlu pengembangan lebih lanjut.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengestimasikan biaya pembangunan MRT tersebut mencapai Rp20 triliun untuk jalur sepanjang 20 kilometer.