Bisnis.com, JAKARTA — Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan peningkatan realisasi investasi yang tidak berbanding lurus dengan naiknya penyerapan tenaga kerja merupakan sedang ditindaklanjuti oleh pemerintah.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan hal tersebut merupakan anomali yang sedang ditindaklanjuti oleh pemerintah.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sepanjang 2019 yang mencapai Rp809,6 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 1,03 juta orang.
Pada 2018, realisasi investasi yang mencapai Rp721,3 triliun hanya menyerap tenaga kerja sebanyak 960.052 orang. Pada tahun sebelumnya, tenaga kerja yang berhasil diserap mencapai 1,17 juta, meskipun pencapaian investasi kala itu hanya menyentuh Rp692,8 triliun.
Menurut Bahlil, hal ini tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi. Investasi yang masuk ke Indonesia akhir-akhir ini cenderung memanfaatkan teknologi tinggi sehingga tidak membutuhkan tenaga kerja sebanyak sebelumnya.
Hal ini diperparah dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang cenderung rendah sehingga tidak banyak angkatan kerja Indonesia yang terserap.
Baca Juga
"Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk meningkatkan skill mereka lewat pelatihan," ujarnya, Senin (3/2/2020).
Investasi pada sektor manufaktur diharapkan terus meningkat sehingga semakin banyak lapangan kerja yang dihasilkan seiring dengan peningkatan skill tenaga kerja.
Untuk 2020, BKPM menargetkan investasi pada sektor manufaktur mampu menembus Rp246,3 triliun. Nominal ini lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi sektor manufaktur pada 2019 dan 2018, yang masing-masing sebesar Rp216 triliun dan Rp222,3 triliun.