Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan bahwa keputusan untuk menggunakan pesawat Bati Air Airbus 330-300 yang digunakan untuk mengangkut 250 WNI dari Wuhan, Provinsi Hubei di China, karena wabah virus corona sudah melalui diskusi panjang.
Menurut Budi, penerbangan ke Wuhan merupakan misi kemanusian, dan PT. Lion Air ditunjuk pemerintah karena pemerintah RRC mengisyaratkan bahwa pelaksana misi kemanusian haruslah operator yang memiliki izin penerbangan reguler dari dan ke Wuhan.
Kemudian, pesawat yang memiliki izin rute ke Wuhan adalah Lion Air dan Sriwijaya, dan yang memiliki pesawat wide body adalah Lion Air melalui pesawat Batik Air.
Hal senada dikatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahwa untuk mempercepat proses clearance, otoritas RRC menyarankan evakuasi WNI menggunakan maskapai penerbangan yang secara regular memiliki rute ke Wuhan.
“Oleh karena itu kita gunakan slot Lion Air dengn memakai Batik Air. Pesawat badan lebar yang bisa memuat sekitar 300 orang dan tidak perlu transit,” ujar Retno.
Budi menambahkan pesawat Batik Air akan membawa 245 WNI kembali ke Indonesia bersama operator dan tim kesehatan
Baca Juga
“Penerbangan akan kami kawal sesuai peraturan ICAO dan perundangan berkaitan dengan safety dan security,” uja Budi.
Seperti diberitakan, 245 warga negara Indonesia yang berada di Provinsi Hubei, China, akan dievakuasi, Sabtu (1/2/2020).
Retno menyatakan pemerintah akan mengevakuasi 245 WNI tersebut dengan menggunakan pesawat berbadan lebar milik maskapai Batik Air.
"Jumlah WNI yang akan kembali adalah 245 plus lima tim kita yang sudah ada di lapangan ikut pulang untuk ikut protokol kesehatan. Jadi total yang akan naik dari Wuhan adalah 250," kata Retno.
Retno mengatakan saat ini WNI yang ada di Provinsi Hubei sedang bergerak menuju ke bandara internasional di Wuhan. Para WNI tersebut bergerak dari beberapa lokasi seperti Zinzou dan Xianjing.