Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apkasindo Sambut Mandatory Biodiesel, Ini Pertimbangannya

Apkasindo menyambut gembira program mandatory biodiesel bertahap yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo.
Pekerja membongkar muatan kelapa sawit dari truk./Reuters-Samsul Said
Pekerja membongkar muatan kelapa sawit dari truk./Reuters-Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyambut gembira program mandatory biodiesel bertahap yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo karena dapat meningkatkan harga kelapa sawit di level petani.

Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat M. E. Manurung mengatakan berdasarkan perhitungan yang telah mereka lakukan, setiap peningkatan 10% biodiesel, dapat menambah pendapatan petani sebesar Rp420 per kilogram per tbs (tandan buah segar) dengan asumsi harga minyak dunia dalam kondisi normal, tidak naik pun tidak turun.

Misalnya, ketika biodiesel 20% atau B20, harga TBS rata-rata Rp1.200 per kilogram, begitu naik 10% menjadi B30, maka harga bisa mencapai Rp1.620 per kilogram, begitu seterusnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 14,6 juta hektare. Dari total tersebut, perkebunan milik petani rakyat sekitar 5,9 juta hektar sedangkan perkebunan swasta 8,08 juta hektar dan 0,6 hektar milik perkebunan negara.

Sayangnya, sebagian besar tanaman kelapa sawit di perkebunan rakyat sudah tua sehingga produktivitasnya pun rendah.

Manurung mengakui rata-rata produktivitas petani rakyat saat ini hanya sebesar 600 hingga 1 ton tbs  per hektare per bulan dengan rendeman 16%-19%. Jauh di bawah perkebunan milik swasta yang bisa menghasilkan 2,5 ton sampai 3,5 ton tbs per hektar per bulan.

Untuk mendorong produktivitas lahan tersebut, pemerintah membuat program peremajaan sawit rakyat (PSR) di atas lahan seluas 500.000 hektare dalam kurun 3 tahun ke depan atau sekitar 8% dari luas lahan perkebunan rakyat.

“Dengan program PSR ini, membuat produktivitas sawit di lahan 500.000 hektar ini menjadi setara dengan 1,5 juta hektare atau yang awalnya hanya mampu memproduksi 600 hingga 1 ton bisa menjadi 2 ton hingga 3 ton tbs per hektare per bulan,” ujarnya.

Manurung berharap melalui peremajaan atau replanting, produktivitas perkebunan sawit di lahan milik rakyat bisa meningkat hingga tiga kali lipat sehingga dapat mendukung besarnya kebutuhan sawit untuk program biodiesel.

Kondisi ini tentu saja sangat menguntungkan bagi para petani sawit sebab produktivitas lahan akan meningkat, harga jual pun meroket seiring dengan adanya implementasi mandatory biodiesel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper