Bisnis.com, MEMPAWAH -- PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) optimistis pembangunan Terminal Kijing di Kalimantan Barat bakal rampung paling lambat Juli 2020 dan mulai beroperasi pada Agustus 2020.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) ((/IPC Elvyn G. Masassya mengatakan tiga pekerjaan yakni pembangunan kawasan darat, jalan penghubung dermaga (trestle), dan dermaga akan dilakukan secara paralel dalam tiga pergantian pekerja (shift) selama 18 jam per hari.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya sedang melakukan finalisasi pembangunan trestle untuk sampai ke dermaga sepanjang 3.450 meter. Dari 2.700 meter yang telah diselesaikan, sisanya akan dituntaskan pada Maret 2020.
"Setelah [trestle] nyambung, pembangunan [kawasan] darat akan disegerakan sehingga Juli hingga Agustus 2020 sudah mulai beroperasi pada fase pertama," kata Elvyn, Kamis (16/1/2020).
Dia menambahkan kapasitas maksimal Terminal Kijing bakal mencapai 500.000 TEUs. Namun, dalam pengoperasian awal akan dilakukan secara bertahap.
Pelindo II melengkapi terminal dengan fasilitas bongkar muat cair (liquid) selain peti kemas dan multipurpose. Terlebih, kawasan terminal banyak yang merupakan produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Baca Juga
Elvyn yang juga mantan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan itu menyatakan sudah berbicara dengan sejumlah produsen CPO untuk menjadi pengguna jasa pertama. IPC sedang melakukan finalisasi pola kerja sama yang diharapkan bisa disepakati sebelum terminal beroperasi.
Setelah selesai secara keseluruhan, Terminal Kijing diproyeksikan mampu menangani bongkar muat peti kemas sebanyak 1,95 juta TEUs per tahun. Adapun, kapasitas terminal cair mencapai 12,1 juta ton per tahun.
Kapasitas curah kering mencapai 15 juta ton per tahun. Sementara, kapasitas terminal multipurpose sebesar 1 juta ton per tahun. “Dengan kapasitas masing-masing terminal yang cukup besar itu, Terminal Kijing akan mampu mengakomodir berbagai komoditas unggulan di Kalbar, terutama untuk tujuan ekspor,” ujarnya.