Bisnis.com, JAKARTA – Tahun ini, PT Lippo Cikarang Tbk. bakal berfokus untuk melakukan serah terima unit-unit yang sudah dibangun pada proyeknya di Meikarta, Cikarang, Jawa Barat.
Proyek tersebut dalam beberapa tahun terakhir menuai kontroversi lantaran sempat mangkrak pada 2018 hingga pertengahan 2019 sebelum akhirnya mendapat tambahan aliran modal sebesar Rp11,2 triliun dari penerbitan saham baru perusahaan atau rights issue.
Advisor in Lippo Cikarang Henry Riady mengatakan bahwa pada 2020, Meikarta memastikan akan terus menjalankan proyeknya. Saat ini, fokus utama adalah penyelesaian pembangunan District 1 sebanyak 28 tower sembari memulai pengembangan District 2.
“Pada 2019 sebulan bisa membangun 58 lantai dan dari 28 tower sampai Desember kemarin sudah terbangun 22 tower, sedangkan 6 tower bakal selesai Februari 2020 ini,” ungkapnya ketika melakukan media luncheon, Kamis (16/1/2020).
Adapun, pengembangan yang difokuskan bagi konsumen kelas menengah itu, pada District 1 diakui sudah terjual sebanyak 84 persen secara rata-rata.
“[Sebanyak] 84 persen kalau dari awal pembangunan seperti sedikit ya, tapi sebetulnya sudah ada beberapa tower yang sudah terjual habis dan ada beberapa yang baru launch jadi baru terjual 70 persen. Ke depan dengan tim yang baru kami akan lebih proaktif berkomunikasi dengan konsumen untuk memberitahukan progres unitnya,” jelasnya.
Baca Juga
Henry menyebutkan bahwa yang menjadi fokus dan pekerjaan rumah terbesar bagi Meikarta tahun ini adalah untuk melakukan serah terima kepada konsumen. Rencananya, Meikarta bakal menyerahkan sekitar 7.000 unit kepada konsumennya tahun ini.
“Dari 7.000 itu yang sudah terbangun, kami tetap harus tunggu konsumennya karena ada yang masih menyicil DP [down payment]-nya. Jadi, syarat serah terima belum terpenuhi. Beberapa ratus unit dari 7.000 itu sudah ada yang serah terima, harapannya kita bisa mulai pertengahan tahun ini,” jelas Henry.
Ketika menanggapi berita miring seputar mangkraknya pembangunan Meikarta yang masih simpang siur hingga saat ini, Henry menegaskan bahwa dampaknya sangat kecil terhadap penjualan di Meikarta.
“Dampaknya pasti ada, tapi dengan kami komitmen terus membangun, hasilnya ada, pengaruhnya jadi kecil sekali untuk kami. Malah kalau sekarang ada yang komplain bangunannya enggak ada bisa kami buktikan bahwa bangunannya ada, kami terus membangun,” ungkap Henry.