Bisnis.com, JAKARTA – PT Indra Karya, BUMN konsultan engineering terintegrasi, terus melakukan penetrasi pasar internasional khususnya ke Asia, kali ini bekerja sama dengan perusahaan Jepang, CTI Engineering International.
Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Milfan Rantawi mengemukakan nota kesepahaman (memorandum of understanding) sebagai dasar kerja sama antara kedua perusahaan tersebut ditandatangani di Tokyo, Jepang, pada Kamis (9/1/2020).
“Kami melihat peluang di bidang ini [konsultansi engineering]. Peluang industri bisnis usaha bidang jasa konsultan karya cukup menjanjikan,” ungkap pria asli Lampung kelahiran Yogyakarta itu kepada Bisnis pada Sabtu (11/1/2020).
Dia memerinci setidaknya terdapat tiga kesepakatan mendasar yang digarap kedua perusahaan dalam 2 tahun ke depan berdasarkan MoU tersebut.
Pertama, sharing knowledge antarkorporasi dan on the job training untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia Indra Karya di CTI-Center di Tokyo.
Kedua, resiprokal dan kerja sama strategis join operation konsultan engineering di Asia, pertama di Filipina. Indra Karya bergabung sebagai konsultan internasional dengan billing rate US$15.000 per orang per bulan.
Ketiga, bersama membangun kerja sama efektif di bidang engineering di beberapa proyek strategis di Indonesia, sektor sumber daya air (SDA) dan non-SDA, dengan teknologi terbaru dan menerapkan alih teknologi.
Dia mengakui bahwa bisnis jasa konsultansi engineering di Asia sejauh ini masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan Jepang, Korea Selatan, China, dan India, tapi peluang masih ada dan terbuka untuk digarap perusahaan Indonesia.
Keputusan menggandeng CTI Engineering International, menurut Milfan, tak lepas dari fakta bahwa Jepang masif dalam proyek infrastruktur di negara-negara Asean seperti seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Dia menjelaskan bahwa berdasarkan data Fitch, pada 2019 nilai proyek infrastruktur Jepang di enam negara tersebut mencapai US$367 miliar, sedangkan nilai proyek infrastruktur yang didukung China mencapai US$255 miliar.
"Kerja sama dengan CTI-E ini sama strategis sebagai implementasi bisnis dari kerja sama antarnegara," ungkap Milfan.
Kerja sama tersebut, lanjutnya, sangat bagus untuk Indra Karya dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan mematangkan kapasitas Indra Karya untuk terus melakukan penetrasi pasar ke Asia.
Sementara itu, Presdir CTI-E International Takahiro Mishina mengaku sangat senang bekerja sama dengan Indra Karya sebagai salah satu perusahaan ahli pengelolaan air Indonesia.
Dia mengutarakan kerja sama kedua perusahaan itu segera direalisasikan di Filipina sebagai upaya memperkuat garapan pasar Asia.
Langkah Indra Karya menerobos pasar Asia ini bukan pertama kali. Pada Desember 2018, Indra Karya menggandeng perusahaan Taiwan, Sinotech Engineering Consultants Ltd, untuk menggarap proyek infrastruktur di Indonesia dan Asia Pasifik.
Kerja sama itu juga mencakup pembentukan kemitraan untuk proyek Taiwan - Indonesia . Dalam kemitraan tersebut, Indra Karya menjadi partner eksklusif bagi Sinotech Engineering Consultants Ltd.
Pada Juli 2019, Indra Karya menjalin komitmen bisnis strategis dengan BUMN India Wapcos Ltd untuk bergerak bersama memperluas cakupan bisnis di Asia dan Afrika.
Keduanya pun menjalin hubungan bisnis sebagai mitra strategis pada beberapa proyek-proyek pengembangan sumber daya air di Indonesia.