Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Gula Indonesia Tunggu Izin Pemerintah untuk Giling Raw Sugar

Asosiasi Gula Indonesia berharap pemerintah segera menerbitkan izin untuk menggiling raw sugar atau gula mentah hasil impor menjadi gula kristal putih demi menopang kinerja pabrik gula dalam nasional. 
Ilustrasi gula pasir dan gula kubus./REUTERS-Emmanuel Foudrot
Ilustrasi gula pasir dan gula kubus./REUTERS-Emmanuel Foudrot

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Gula Indonesia berharap pemerintah segera menerbitkan izin untuk menggiling raw sugar atau gula mentah hasil impor menjadi gula kristal putih demi menopang kinerja pabrik gula dalam nasional. 

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Dwi Purnomo Putranto memerkirakan kemampuan pengolahan gula mentah impor untuk menutup kapasitas menganggur (idle capacity) pada pabrik gula dalam negeri sepanjang 2020 diperkirakan mencapai 1 juta ton. 

“Kekurangan gula konsumsi sebaiknya dipenuhi dari gula mentah yang diproses di PG [pabrik gula] dalam negeri yang idle capacity-nya masih cukup untuk memenuhi kekurangan tersebut,” ujar Dwi kepada Bisnis, Kamis (9/1/2020). 

Dwi menilai izin menggiling gula mentah impor ini bisa menjadi pemacu kinerja bisnis PG dalam negeri. Selain bisa menyerap tenaga kerja karena utilitas yang meningkat lantaran tak hanya mengandalkan tebu, pendapatan pun bisa dimanfaatkan untuk revitalisasi PG. 

“Saya yakin sangat bisa karena kemampuan olah idle capacity-nya mencapai 1 juta ton asal waktu kedatangannya tepat sehingga bisa menutup kebutuhan GKP. Untuk PG BUMN saja bisa 721.000 ton, belum lagi yang swasta,” tuturnya.

Berdasarkan taksasi akhir gula yang ditetapkan pada 10 Desember 2019, produksi gula kristal putih (GKP) tercatat mencapai 2,22 juta ton dengan luas panen sebesar 411.435 hektare. Adapun, untuk produksi tebu, jumlahnya tercatat berada di angka 27,72 juta ton dengan rata-rata rendemen nasional sebesar 8,25%. 

Dwi berpendapat volume produksi tersebut belumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi GKP yang mencapai 2,8 juta ton setiap tahunnya. Angka produksi ini belum termasuk stok awal tahun 2019 yang tercatat berada di angka 1,13 juta ton menurut data Kementerian Pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper