Bisnis.com, KUPANG - Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kupang melarang kapal-kapal pengangkut ternak beroperasi untuk sementara akibat cuaca buruk yang melanda wilayah perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Kupang Azwar Anas mengatakan pelarangan itu mengacu pertimbangan keselamatan pelayaran.
"Untuk sementara kapal-kapal tidak boleh memuat ternak seperti sapi, kuda, kerbau, dan lainnya antarprovinsi yang jaraknya jauh,” katanyadalam keterangan tertulis yang diterima di Kupang seperti dikutip Antara, Senin (6/1/2020).
Dia menjelaskan kondisi ruang muatan atau rendahnya dek geladak kapal pengangkut ternak pada umumnya sangat berisiko masuknya air ke dalam kapal saat cuaca buruk.
Selain itu, muatan hewan juga sangat rawan bergeser saat menghadapi gelombang tinggi sehingga bisa berdampak pada kehilangan keseimbangan kapal.
“Di sisi lain jarak tempuh yang jauh juga akan membutuhkan waktu lebih lama sehingga berdampak pada pembekalan hewan karena keterbatasan daya angkut,” katanya.
Untuk itu, dia meminta agar setiap pembatalan kapal atau tindakan nakhoda bila tidak melanjutkan pelayaran supaya segera melapor ke KSOP Kupang.
Dia mengatakan terhadap surat permohonan pemberangkatan kapal akan disesuaikan dengan perkembangan cuaca laut yang mengacu pada keselamatan pelayaran dan prakiraan cuaca dari BMKG.
Wilayah perairan NTT dilaporkan rawan terhadap pelayaran karena berdasarkan prakiraan BMKG Kupang, tinggi gelombang mencapai 4 meter dalam beberapa hari ke depan.
"Kondisi ini dipicu tekanan rendah di barat Australia dan adanya pola siklonik di Laut Banda," kata Kepala Stasiun Meteorologi Matirim Tenau, Ota Welly J Thalo di Kupang, Minggu (5/1/2020).
Wilayah-wilayah perairan laut di provinsi berbasis kepulauan itu yang berpotensi terjadinya gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter adalah Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Kupang hingga Rote Ndao.
"Selain itu juga di perairan Laut Sawu bagian utara, Samudera Hindia selatan Kupang-Rote dan Samudera Hindia selatan Sumba hingga Sabu," katanya.