Bisnis.com, JAKARTA - Beban puncak pada malam Tahun Baru 2020 di Pulau Bintan dan Batam diprediksi tidak jauh berbeda dengan malam Natal 2019, yakni sebesar 404,4 megawatt (MW) dengan cadangan 130,8 MW atau 24,4% dari daya mampu total.
Adapun sistem kelistrikan kedua pulau tersebut secara terhubung melalui kabel laut sistem interkoneksi 150 kilovolt (kV) sejak 2016.
Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto mengatakan hasil monitor selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menunjukkan sistem kelistrikan interkoneksi Batam—Bintan memiliki daya pasok rata-rata 534 MW dengan beban puncak rata-rata 396 MW sehingga cadangan dalam status aman. Meskipun berstatus aman, PLN tetap melakukan siaga Nataru yang dimulai sejak 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020.
Selama masa siaga ini, PLN menyiapkan 29 posko siaga dan 575 personel kelistrikan yang siap bertugas 24 jam untuk menjaga keandalan pasokan listrik di Batam dan Bintan.
Menurutnya, tidak hanya untuk Natal dan Tahun Baru, sebagai kawasan strategis, PLN juga memastikan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan listrik di Batam dan Bintan guna mendukung kegiatan ekonomi di kawasan yang menjadi salah satu gerbang negara ini.
"Kami berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik di Batam dan Bintan. Kami ingin mendorong tumbuhnya investasi. Jika tumbuh, ekonomi daerah pasti meningkat juga," katanya seperti dikutip dalam rilis, Senin (30/12/2019).
Selain itu, sistem kelistrikan Jawa—Bali pada malam pergantian tahun juga diprediksi tidak jauh berbeda dengan malam Natal, yakni cadangan bertambah karena rata-rata beban puncak turun hingga 15%. Kondisi tersebut terjadi di 22 sistem kelistrikan Indonesia sehingga pasokan listrik terhitung aman.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga telah melakukan inspeksi mendadak ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedua pembangkit besar di Jakarta itu dioperasikan oleh anak perusahaan PLN, yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) untuk PLTGU Muara Karang dan PT Indonesia Power (IP) untuk PLTGU Tanjung Priok.
"Pertama, kunjungan ke sini untuk kesiapan tahun baru. Tadi PJB menyampaikan stok BBM, batu bara, gas semua aman untuk energi primernya. Tadi juga dipaparkan kesiapan personelnya, skenario apa yang akan dijalankan dan akan dihadapi, semua personelnya siap. Saya sebagai wadirut PLN sangat mengapresiasi kesiapan tim PJB yang saya melihatnya bukan lagi reaktif tapi prediktif," katanya.
Menurutnya, kesiapan anak perusahaan yang mengoperasikan pembangkit ini cukup detail untuk memproduksi listrik bagi masyarakat. Bahkan, setiap personel pembangkitan telah siaga baik sisi logistik, mental, hingga strategi yang akan dijalankan ketika keadaan darurat.
"Salah satu pesan pak Dirut, PLN itu harus berorientasi pada pelayanan, untuk itu perlu ditingkatkan kualitas pelayanan kita. Bukan hanya dari sudut pandang bagaimana meng-approach customer, tapi juga bagaimana meningkatkan sistem pelayanan yang lebih baik," katanya.