Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) menargetkan kepemilikan total nilai aset hingga Rp90 triliun pada 2023.
Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura (AP) I Handy Heryudhitiawan mengatakan sejumlah pengembangan terus dilakukan terhadap bandara yang dikelola antara lain Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Juanda Surabaya, Bandara El Tari Kupang, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.
"Target sesuai RJPP [rencana jangka panjang perusahaan] kami adalah Rp90 triliun pada 2023. Saat ini, masih Rp32 triliun," kata Handy kepada Bisnis, Minggu (29/12/2019).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis, alokasi investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan beberapa bandara mencapai total Rp32,2 triliun. Perinciannya, Bandara Syamsudin Noor Rp2,3 triliun, Bandara Sultan Hasanuddin Rp3,5 triliun, Bandara I Gusti Ngurah Rai Rp15 triliun, dan Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA) Rp11,4 triliun.
Proyek pembangunan terminal baru Bandara Syamsudin Noor sudah selesai dan dioperasikan mulai 10 Desember 2019. Pekerjaan konstruksi dilakukan dalam dua paket pekerjaan, yaitu Paket 1 berupa pembangunan gedung terminal dan fasilitas penunjang dan Paket 2 berupa pekerjaan infrastruktur, bangunan penunjang, dan perluasan apron.
Pengembangan tersebut membuat bandara berkode BDJ ini memiliki kapasitas penumpang mencapai 7 juta orang per tahun, atau meningkat hampir lima kali lipat dibandingkan dengan kondisi sebelumnya yang hanya mampu menampung 1,5 juta orang per tahun.
Di samping pengembangan bandara existing, lanjutnya, AP I juga mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengelola Bandara Sentani Papua melalui skema kerja sama pemanfaatan (KSP) mulai 1 Januari 2020. Program pengembangan dalam waktu dekat adalah pengembangan terkait dukungan terhadap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
Bandara Sentani Jayapura pada 2018 lalu melayani sebanyak 2,1 juta penumpang dan 62 ribu pergerakan pesawat. Fasilitas sisi udara antara lain runway berdimensi 3.000 meter x 45 meter dengan kapasitas apron 13 parking stand untuk pesawat berbadan kecil (narrow body), 8 parking stand untuk pesawat kargo, ataupun 11 parking stand untuk pesawat bermesin baling-baling (propeller).
Handy menuturkan nilai investasi 2020 belum diputuskan karena masih harus dibahas bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rapat umum pemegang saham terkait dengan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) akan berlangsung pada Januari 2020.
Nilai investasi AP I pada 2019 mencapai Rp17,5 triliun. Angka tersebut meningkat hingga 45,8% dibandingkan dengan nilai investasi pada 2018 yang hanya Rp12 triliun.