Bisnis.com, BANDUNG - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia mencatat perkiraan pertumbuhan laba bersih 17,98 persen seiring dengan peningkatan lalu lintas penerbangan internasional.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto memperkirakan laba perusahaan sepanjang 2019 meningkat 17,98 persen menjadi Rp 479 miliar dari Rp 406 miliar pada tahun lalu.
Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan kunjungan turis asing ke Tanah Air. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada periode Januari-September 2019 mencapai 12,7 juta wisatawan mancanegara atau meningkat 2,63 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Hal ini berdampak pada trafik lalu lintas penerbangan internasional dan pembukaan rute baru dari dan keluar Indonesia.
"Hampir 70 persen pendapatan AirNav berasal dari internasional," papar Novie, Kamis (26/12/2019).
Sebagai catatan, pergerakan mata uang Garuda terhadap dolar AS sepanjang 2019 berada di kisaran Rp14.200-Rp13.800 per dolar AS. Pendapatan AirNav dari aktivitas layanan navigasi penerbangan internasional mengacu pada pergerakan dolar AS.
Baca Juga
Lebih lanjut, Novie memperkirakan pendapatan usaha perusahaan mengalami perlambatan. Pendapataan usaha AirNav diproyeksikan tumbuh 12 persen menjadi Rp3,7 triliun pada 2019 dari realisasi tahun lalu sebesar Rp3,3 triliun.
Hal ini disebabkan oleh penurunan lalu lintas penerbangan domestik.
"Lalu lintas penerbangan domestik memang ada penurunan, namun dari internasional dan overflying tetap normal," kata Novie, Kamis (27/12/2019).
Kendati demikian, kondisi perlambatan tersebut tidak signifikan karena pendapatan operasional AirNav berasal dari aktivitas navigasi penerbangan internasional. Ini tercermin dari posisi laba bersih yang tetap kuat.
Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes D. Sirait mengatakan penurunan lalu lintas penerbangan domestik dipengaruhi oleh beberapa faktor a.l. kenaikan tiket pesawat dan infrastruktur tol yang mulai terhubung di Jawa dan Bali.
"Di Jawa sudah ada tol, jadi itu menjadi pilihan transportasi. Selain itu, mobilitas penerbangan paling banyak ada di Jawa," papar Yohanes, Jumat (27/12/2019).
Dari catatan AirNav, lalu lintas penerbangan sejauh domestik mengalami penurunan rata-rata sekitar 5 persen pada periode Natal dan Tahun Baru 2020.
"Lalu lintas teramai terjadi pada 24 Desember 2019 dan memang terjadi peningkatan pada saat itu. Tetapi, sisa hari lain rata-rata mengalami penurunan untuk lalu lintas penerbangannya," ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia Mokhammad Khatim.
Kendati ada penurunan di penerbangan domestik, Khatim menegaskan AirNav tetap menjaga kinerjanya, terutama yang terkait dengan aspek keselamatan dan pelayanan.
Terbukti sepanjang 2019, AirNav mencatatkan zero accident selama melayani navigasi di seluruh bandara di Tanah Air.