Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Vietnam melambat pada kuartal keempat akibat terdampak tensi perdagangan Amerika Serikat-China dan melemahnya permintaan global.
Kantor Statistik Umum (General Statistics Office) setempat pada Jumat (27/12/2019) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Vietnam naik 6,97 persen pada kuartal keempat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Capaian itu lebih rendah dari revisi PDB pada kuartal ketiga yakni 7,48 persen, meskipun sedikit melampaui estimasi median 6,9 persen dalam survei Bloomberg terhadap enam ekonom.
Adapun secara full year, ekonomi negara beribu kota Hanoi ini berekspansi 7,02 persen, melampaui target pemerintah sebesar 6,8 persen.
“Pertumbuhan mungkin sedikit melambat pada awal tahun depan, mengingat data yang kuat pada 2019,” ujar Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank Ltd., seperti dilansir melalui Bloomberg.
“Hasilnya datang dari basis yang lebih tinggi sehingga akan sulit bagi Vietnam untuk menjaga laju ini. Pertanyaan sesungguhnya adalah seputar apa arti tahun 2020 bagi Vietnam jika hubungan perdagangan AS-China stabil,” tambahnya.
Data Kantor Statistik juga menunjukkan ekspor untuk Desember menguat 10,1 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya, sedangkan impor menanjak 11 persen. Secara full year, ekspor naik 8,1 persen dan impor naik 7 persen.
Adapun dibandingkan dengan kuartal ketiga, ekspor berkontraksi 4,6 persen pada kuartal keempat, menyeret turun angka PDB untuk kuartal tersebut.
Dalam laporan ekonominya yang dirilis pada 17 Desember, World Bank menuturkan perselisihan perdagangan antara negara-negara berekonomi besar dapat merusak momentum ekspor dalam jangka pendek.
Sementara itu, ekonomi Vietnam tetap rentan terhadap perlambatan ekonomi global lebih lanjut melalui jalur perdagangan dan investasi.