Bisnis.com, BOJONEGORO - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menargetkan peningkatan kinerja keuangan pada 2020 dengan perkiraan produksi minyak stabil di kisaran 96.160 barel per hari (bph).
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan salah satu kunci peningkatan kinerja keuangan adalah efisiensi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan meminimalkan durasi untuk planned shutdown dan juga unplanned shutdown.
"Target tahun depan disusun berdasarkan asumsi ICP [Indonesia crude price] dari korporat [PT Pertamina (Persero)] dan berlaku untuk semua anak perusahaan hulu," katanya, Rabu (18/12/2019).
Dari sisi produksi minyak, pihaknya akan berusaha untuk meningkatkannya pada tahun depan sembari melakukan efisiensi biaya operasi.
Selain mengerjakan dan mengoperatori proyek Jambaran-Tiung Biru, PEPC juga memegang hak partisipasi sebesar 45% di Blok Cepu yang memberi kontribusi signifikan bagi perseroan.
"Pada 2020 laba bersih targetnya US$852 juta. Tahun ini proyeksi laba bersih US$845 juta," tambahnya.
Adapun hingga November lalu, pihaknya telah membukukan laba bersih senilai US$790 juta.
Terkait produksi khususnya di Lapangan Banyu Urip, jatah minyak PEPC dihitung dengan asumsi target produksi minyak sebanyak 214.000 bph. Target tersebut turun dibandingkan dengan tahun ini yang sekitar 217.000 bph.
Selain itu, asumsi harga minyak diperkirakan senilai US$68,02 per barel pada 2020 atau lebih rendah dari asumsi tahun ini US$74,56 per barel. Hal ini sejalan dengan realisasi rerata harga minyak hingga November kemarin yang senilai US$68,52 per barel.
Dari sisi operasional, PECP menganggarkan biaya operasi senilai US$157 juta pada 2020 atau lebih tinggi dari tahun ini yang senilai US$150 juta.