Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) melaporkan jumlah penumpang maskapai penerbangan murah (low cost carrier/LCC) rute internasional di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng hingga pertengahan Desember 2019 tumbuh 5 persen dibandingkan dengan 2018.
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan jumlah pergerakan pesawat LCC dalam periode yang sama, yakni 1 Januari--13 Desember 2019, juga mencatatkan pertumbuhan hingga 7,64 persen. Pada 2019, pergerakan mencapai 29.139 penerbangan menjadi 31.364 penerbangan pada 2018.
"Hingga 13 Desember 2019, jumlah penumpang maskapai LCC di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 4,27 juta orang. Pada 2018, hanya 4,06 juta orang," kata Awaluddin, Senin (16/12/2019).
Sepanjang 2019, dia menambahkan perseroan juga fokus menggarap pasar penumpang internasional via maskapai LCC untuk mempertahankan pertumbuhan jumlah penumpang pada segmen itu. Kolaborasi dilakukan bersama dengan maskapai penerbangan nasional dan asing.
Terlebih, imbuhnya, AP II telah mengoperasikan Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta sebagai LCC Terminal (LCCT) rute internasional sejak 1 Mei 2019. LCCT menjadikan operasional dan pemantauan terhadap LCC rute internasional dapat lebih terkendali serta efektif.
Saat ini, maskapai LCC yang melayani penerbangan internasional di LCCT 2F adalah AirAsia Group, Citilink, Lion Air Group (Lion Air, Thai Lion Air, Malindo Air), Tiger Air Scoot, Jetstar dan Cebu Pacific. Pergerakan pesawat mencapai 108--110 kali per hari dan ditargetkan bisa mencapai 150 kali per hari pada 2020.
Menurutnya, pertumbuhan pasal LCC rute internasional di bandara berkode CGK diklaim sebagai keberhasilan dari strategi Connecting The Destination, Origination, Time & Traffic dan Services (DOTS) yang dijalankan AP II.
“Tujuannya agar bandara dapat efisien, efektif, serta maksimal dalam mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata di Indonesia. Kami berharap strategi itu secara langsung juga akan memperkuat konektivitas udara nasional,” ujarnya.
Strategi tersebut juga turut menunjang koordinasi penyediaan slot penerbangan (slot availability), sinergi antar stakeholders penerbangan (stakeholders synergy), dan menjaminkan kualitas tingkat pelayanan yang prima (service quality).