Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memastikan kerja sama dengan Saudi Aramco di Kilang Cilacap tetap berjalan meski skema pengembangan berubah.
Nicke mengatakan opsi kerja sama Pertamina–Aramco dipastikan mirip pengembangan Kilang Balikpapan.
“[Kerja sama] kilang yang baru. Eksisting tetap operasi, tapi sistemnya toll fee,” katanya, di gedung Kementerian BUMN, Kamis (12/12/2019).
Skema kerja sama terpaksa berubah, mengingat hampir 3 tahun perjanjian pembentukan perusahaan patungan antara Pertamina dan Aramco dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap tak kunjung menemui kata sepakat dalam hal valuasi aset.
Bahkan, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut masih ada perbedaan valuasi aset sekitar US$1,5 miliar.
Nicke menambahkan untuk skema kerja sama baru ini, pihaknya menargetkan rampung pada kuartal I/2020.
“Targetnya pada triwulan pertama tahun depan harus sudah selesai [kesepakatannya],” katanya.
Sementara itu, pada proyek pengembangan kilang lain, Nicke mengatakan pada Januari mendatang akan ditandatangani kesepakatan kerja sama dengan Mubadala dan Adnoc untuk proyek kilang Balikpapan maupun Dumai.
Menurutnya, penandatanganan kerja sama pengembangan kilang-kilang tersebut akan langsung disaksikan Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Abu Dhabi pertengahan Januari mendatang.
“Baik itu [kilang] Balikpapan maupun Dumai. Targetnya itu,” tambahnya.