Bisnis.com, JAKARTA — Astra Infra, lini usaha infrastruktur PT Astra International Tbk. masih berencana menambah portofolio aset infrastruktur setelah merampungkan akuissi saham dua perusahaan jalan tol pada 2019. Selain jalan tol, Astra Infra juga mengincar aset pelabuhan.
Group CEO ASTRA Infra Djap Tet Fa mengatakan bahwa pihaknya baru saja merampungkan transaksi jual beli saham PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dari tangan Pluss Expressway International Berhad, bagian dari UEM Group Berhad pada November 2019. Saat itu, akuisisi 55 persen saham LMS dilakukan bersama dengan Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB).
Akusisi lanjutan itu membuat Astra Infra secara resmi menjadi pemegang saham pengendali LMS dengan porsi 55 persen, sedangkan CPPIB menguasai 45 persen saham.
Tet Fa menyebutkan bahwa kemitraaan dengan CPPIB mencerminkan animo investor asing terhadap industri jalan tol cukup tinggi.
"Ke depan kami ingin terus berinvestasi di infrastruktur. Kami open terus kalau ada peluang, baik di jalan tol maupun pelabuhan," ujarnya, Senin (9/12/2019).
Menurut Tef Fa, hingga saat ini Astra Infra melalui PT Astra Tol Nusantara memiliki enam portofolio jalan tol dengan panjang gabungan 350 kilometer.
Baca Juga
Di sisi lain, Astra Infra juga tertarik untuk menanamkan modal di perusahaan pengelola pelabuhan.
Saat ini, melalui PT Astra Nusa Perdana, Astra Infra mengelola Pelabuhan Eastkal di Kalimantan Timur.
Dalam catatan Bisnis, pelabuhan yang terletak di Kabupaten Penajam itu memiliki lahan seluas 95 hektare. Pelabuhan itu juga memiliki dermaga sepanjang 200 meter yang bisa disandari kapal berbobot 10.000 DWT (dead weight tonne).