Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian Indonesia tahun depan dinilai masih menantang. Kondisi global masih memberikan dampak terhadap geliat ekonomi di dalam negeri.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa dalam waktu dekat Amerika Serikat akan mengadakan pemilihan presiden.
“Siapapun yang menang, itu akan tetap membuat AS dan Tiongkok masih dalam perang dagang,” katanya dalam BNI-Bisnis Indonesia Business Challenges 2020, Senin (9/12/2019).
Pasalnya perang dagang antara kedua negara tersebut bukan hanya perkara ekonomi. Menurut perkiran Suahasil tensi kedua negara memanas juga disebabkan oleh geopolitik, karena AS tidak ingin Tiongkok maju terlalu cepat.
“Selain kita harap Jepang akan recover, tentu ada risiko. Eropa belum recover. Inggris masih memastikan posisi melewati Brexit secara kredibel,” jelasnya.
Dengan demikian, kata Suahasil, penting baginya untuk menyampaikan pemerintah akan terus melakukan pembaruan menjawab tantangan global. Pemerintah dalam hal ini telah membuat rancangan dua omnibus law yang akan segera diserahkan kepada DPR.
Adapun perang dagang yang terjadi antara AS dan Tiongkok menjadi salah satu faktor pemberat ekonomi global tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksi mencapai titik terendah tahun ini, atau hanya mencapai 3% tahun ini.Pproyeksi tersebut turun dari realisasi tahun lalu 3,6%, dan tahun sebelumnya 3,8%.