Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jepang Tumbuh Kuat pada Kuartal III/2019

Ekonomi Jepang berekspansi dengan laju jauh lebih cepat dari yang sebelumnya dilaporkan untuk kuartal ketiga, didorong oleh investasi modal yang lebih kuat dan konsumsi swasta menjelang kenaikan pajak penjualan pada Oktober.
Salah satu kepadatan masyarakat di Kota Tokyo Jepang/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji
Salah satu kepadatan masyarakat di Kota Tokyo Jepang/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Jepang berekspansi dengan laju jauh lebih cepat dari yang sebelumnya dilaporkan untuk kuartal ketiga, didorong oleh investasi modal yang lebih kuat dan konsumsi swasta menjelang kenaikan pajak penjualan pada Oktober.

Menurut data Kantor Kabinet Jepang yang dirilis pada Senin (9/12/2019), produk domestik bruto (PDB) direvisi tumbuh 1,8 persen secara tahunan pada kuartal III/2019 dari kuartal sebelumnya.

Raihan tersebut jauh lebih besar daripada laporan sebelumnya untuk pertumbuhan hanya 0,2 persen, juga lebih kuat dari seluruh proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg dan estimasi median untuk ekspansi sebesar 0,6 persen.

Revisi peningkatan pertumbuhan untuk kuartal ketiga muncul lebih kuat dari perkiraan awal pemerintah setelah belanja modal perusahaan terbukti dua kali lebih kuat dari yang diperkirakan semula.

Kekokohan yang berkelanjutan dalam investasi bisnis menjadi tanda positif bahwa kekhawatiran atas perlambatan global belum melemahkan sentimen perusahaan.

Konsumsi swasta meningkat 0,5 persen pada kuartal III/2019 dari kuartal sebelumnya dan investasi bisnis naik tajam 1,8 persen, masing-masing melampaui proyeksi dan data yang dilaporkan sebelumnya.

“Pengeluaran modal adalah pendorong utama untuk revisi pertumbuhan,” terang Norio Miyagawa, ekonom senior di Mizuho Securities Co., seperti dilansir dari Bloomberg.

“Kekurangan pekerja memaksa perusahaan untuk berinvestasi dalam peralatan yang hemat tenaga kerja, sementara kenaikan pajak penjualan pada 1 Oktober juga mungkin telah mendorong beberapa perusahaan untuk memajukan investasi,” katanya.

Meski angka revisi itu menunjukkan dorongan permintaan domestik terhadap pertumbuhan di Jepang terlepas dari adanya perlambatan global, pengeluaran awal sebelum kenaikan pajak dapat memperkuat kontraksi yang diperkirakan terjadi pada kuartal ini ketika ekonomi menghadapi dampak dari pajak yang lebih tinggi dan kerusakan topan.

Produk domestik bruto diperkirakan berkontraksi 2,6 persen pada kuartal IV/2019 karena konsumen enggan meninggalkan rumah mereka pascakenaikan pajak penjualan Oktober.

“Revisi peningkatan yang secara tak terduga tampak besar untuk pertumbuhan PDB kuartal III membuat ekonomi dapat menghadapi penyusutan lebih dalam pada kuartal IV sebagai respons atas pajak penjualan yang lebih tinggi,” ujar Yuki Masujima, Ekonom Bloomberg.

“Masalahnya kemudian adalah apakah ekonomi dapat bangkit kembali untuk menghindari resesi..Pandangan kami adalah bahwa pengeluaran fiskal yang lebih tinggi akan datang untuk menyelamatkan tepat pada waktunya,” tambahnya.

Pada Kamis (5/12), Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan paket stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang menghadapi kemerosotan ekspor, bencana alam, dan dampak dari kenaikan pajak penjualan.

Abe mengatakan kepada wartawan di Tokyo bahwa paket kebijakan tersebut akan mencakup langkah-langkah fiskal senilai 13 triliun yen (US$119 miliar). Namun, ia belum memberikan rincian mengenai kebijakan tersebut.

Paket ini dirancang untuk membantu pemulihan bencana, melindungi terhadap risiko ekonomi, dan mempersiapkan negara setelah Olimpiade Tokyo 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper