Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kontur tanah yang bergerak menjadi masalah utama pengerjaan konstruksi ruas Jalan Tol Balikpapan – Samarinda seksi V yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono mengaku malu porsi pemerintah kalah cepat selesaikan dibanding porsi BUJT yang lebih panjang.
Hal itu dikatakan Basuki saat meninjau Jalan Tol Balikpapan – Samarinda.
Porsi yang dikerjakan badan usaha jalan tol (BUJT), dalam hal ini PT Jasa Marga Balikapapan—Samarinda sepanjang 66 km bisa lebih dulu selesai ketimbang porsi pemerintah yang lebih pendek.
“Malu juga kami, porsi pemerintah lama selesainya. Harus segera dicarikan solusi dan desainnya,” papar Basuki, Jumat (6/12/2019).
Menurut Basuki jalan tersebut mengalami land sliding atau kontur tanahnya bergerak, beberapa rumah juga terangkat.
Diputuskan bahwa minggu ini desain akhirnya akan dibahas dengan second opinion dari tenaga ahli , untuk ditindaklanjutnya. Setelah desain baru disepakati, akan diserahkan kepada BUJT, dan dari BUJT diserahkan kepada kontraktornya.
“Dengan demikian pelaksanaan penanganan masalah tanah yang bergerak tadi (kontruksi) dengan beberapa solusinya, sebelum lebaran 2020 bisa operasional penuh,” jelas Basuki.
Saat meninjau, Basuki juga melihat akses masuk dari Samarinda ke Palaran masih agak kumuh. Jalan masuk masih banyak PKL dan harus ditata lagi jalan masuk tol juga sempit.
“Mudah-mudahan bisa kami tata dan akan kerja sama dengan Wali Kota Samarinda, saya akan bantu untuk menata itu, sehingga jalan masuk tol lebih lebar,” imbuh Basuki.
Untuk porsi ruas badan usaha di seksi II, III, dan IV, Basuki yakin sudah siap untuk diresmikan.
“Semoga tidak menunggu lama sudah diresmikan. Targetnya tahun ini sebelum Natal dan tahun baru. Rencananya yang diresmikan panjangnya 66 kilometer,” ujar Basuki.