Bisnis.com, JAKARTA – Kombinasi dari meredanya tensi perdagangan dan kebijakan moneter yang lebih longgar diperkirakan akan mengangkat pertumbuhan global mulai kuartal pertama 2020.
Menurut Morgan Stanley, pasar negara berkembang (emerging market) akan mendorong pemulihan tersebut mengingat pertumbuhan Amerika Serikat (AS) berada pada tahap late cycle (tahap akhir sebelum ekonomi memasuki resesi).
“Pemulihan pada kuartal I/2020 dapat terjadi. Pertumbuhan global akan pulih mulai kuartal I/2020, memutarbalikkan tren penurunan tujuh kuartal terakhir,” papar Ekonom Morgan Stanley yang dipimpin Chetan Ahya dalam riset.
“Pasalnya, ketegangan perdagangan dan kebijakan moneter mereda secara bersamaan untuk pertama kalinya sejak tren penurunan dimulai,” terangnya, seperti dilansir melalui Bloomberg, Senin (18/11/2019).
Meski demikian, risiko tetap condong pada penurunan, termasuk kemungkinan tarif lebih lanjut dan tantangan late cycle di AS, di antaranya risiko kredit perusahaan dan ketidakpastian seputar pemilihan presiden (pilpres).
“Jika pemerintahan Presiden Donald Trump menindaklanjuti ancamannya untuk memberlakukan tarif tambahan untuk barang-barang asal China pada Desember [2019], pertumbuhan global akan melambat lebih lanjut pada kuartal terakhir tahun ini dan pemulihan akan tertunda hingga kuartal III/2020,” sambung Morgan Stanley.
Baca Juga
Namun, pemulihan siklus mini diyakini akan dimulai pada tahun depan. Menurut Morgan Stanley, gangguan konstan terhadap siklus global selama satu dekade terakhir telah menahan overheating dan membantu menghindari resesi yang dalam.
"Oleh karena itu, dengan pemulihan siklus mini ini, kami yakin bahwa ekspansi late cycle dapat diperpanjang,” tulisnya.