Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis listrik yang dijalankan PT Intraco Penta Tbk. dimulai untuk pertama kalinya pada salah satu unit pembangkit yang telah selesai pembangungannya.
Pada 16 Oktober 2019, emiten berkode saham INTA tersebut melalui entitas anaknya yakni PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) yang merupakan joint venture antara PT Inta Daya Perkasa yang 100 persen sahamnya digenggam perseroan dengan Bengkulu Power Hongkong Ltd, anak perusahaan Power China Resources Ltd, telah berhasil melaksanakan first firing (penyalaan turbin PLTU pertama kali).
Adapun proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara dengan kapasitas 2x100MW yang terletak di Bengkulu tersebut telah mulai dibangun sejak tahun 2016 yang rencananya akan mulai berjalan penuh pada kuartal I/2020.
PLTU di Bengkulu merupakan portofolio kedua pembangkit listrik milik grup INTA setelah PT TJK Power di Batam yang merupakan satu-satunya PLTU di Batam yang memasok energi listrik ke PLN Batam. Sesuai perjanjian jual-beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement) antara TLB dengan PLN yang ditandatangi pada 2015, PLTU ini akan memasok listrik kepada PLN selama 25 tahun sejak rampung tahun depan.
Direktur Utama Intraco Penta Petrus Halim mengungkapkan, total investasi untuk proyek tersebut diperkirakan sekitar US$360 juta yang didukung pendanaan dari perbankan serta modal internal.
“Pembangunan PLTU Bengkulu ini merupakan salah satu proyek penting dalam sistem tenaga listrik Sumatera dalam upaya memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik dan berpotensi mengundang banyak investor untuk masuk ke Provinsi Bengkulu,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dihimpun, Minggu (17/11/2019).
Baca Juga
Petrus menambahkan bahwa setelah dilakukannya first firing pada PLTU tersebut, diharapkan akan dilanjutkan untuk unit kedua yang akan direncanakan mulai pada tahun depan.