Bisnis.com, TOKYO – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan kerja perdana luar negeri ke Jepang dan Korea Selatan untuk mendorong peningkatan kerja sama dan investasi dari kedua negara itu.
Dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perindustrian (Menperin) pada 23 Oktober lalu, Agus Gumiwang mengakui Jepang dan Korea Selatan merupakan dua negara yang sangat penting, khususnya potensi investasi yang bisa diraih dari korporasi-korporasi besar di sektor manufaktur.
“Ini kunjungan perdana saya ke luar negeri setelah dilantik. Kunjungan ini khusus untuk bertemu dengan industri. Kami ingin, yang pertama, memperkenalkan diri sebagai menteri [Menteri Perindustrian] yang baru. Kedua, kami ingin mendengar langsung dari industri apa yang bisa kami lakukan,” ujar Menperin Agus Gumiwang kepada Bisnis di Hotel Hyatt Centric Ginza Tokyo, Minggu (17/11) petang.
Di Tokyo, Menperin diagendakan melakukan one on one meeting dengan jajaran direksi Nippon Steel Corporation, Nippon Shokubai, Asahimas, Mitsubishi Motors Corporation, Toyota Group, Suzuki Motor Corporation, Isuzu Japan, Honda Motor Co, Ltd pada Senin 18 November 2019.
Selanjutnya di Seoul Korea Selatan (Korsel), Menperin akan bertemu dengan jajaran direksi LG Chemical, Hyundai, Lotte Chemical, Posco, NRC dan SK Group pada 19-20 November 2019.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Jepang dan Korea Selatan dipilih menjadi tujuan dari kunjungan kerja luar negeri yang pertama karena kedua negara ini diakui sangat penting, khususnya potensi investasi yang bisa didapat dari sektor korporasi.
Baca Juga
“Potensi investasi yang begitu besar harus kita kawal, sehingga mereka nyaman dan ini harus kita lakukan dengan cepat karena kecepatan ini yang diinginkan Bapak Presiden [Joko Widodo]. Kami juga mendorong investasi baru, kami coba bicara dengan prinsipal untuk melakukan pengembangan jenis produk,” paparnya.
Harapannya, kata Menperin, melalui pendekatan kepada prinsipal di Jepang dan Korsel, investor dapat menanamkan modal ke Indonesia, baik itu perluasan kapasitas industri maupun investasi industri baru.
“Misalnya di Korsel, kami akan bertemu SK. Mereka belum beroperasi di Indonesia. Ini perusahaan besar, dari sisi konglomerasi nomor 3 di Korsel, tetapi belum punya kegiatan produksi di Indonesia,” tutup Menperin.
