Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan rumah bukan baru atau rumah bekas pada 2020 diperkirakan mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik jika dibandingkan dengan 2019.
Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengatakan bahwa ada beberapa sentimen positif yang membuat penjualan rumah bekas pada tahun depan bisa lebih baik jika dibandingkan dengan tahun ini.
“Akan lebih baik [prospek rumah bekas] jika dibandingkan tahun 2019. Tahun ini memang yang terburuk karena adanya proses pilpres yang berkelanjutan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/11/2019).
Lukas menyebutkan bahwa beberapa sentimen positif yang dapat mendorong kenaikan penjualan rumah bekas antara lain adalah kebutuhan yang masih tinggi, khususnya dari segmen pengguna akhir yang memang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal.
Selain itu, pada tahun depan dia memperkirakan investor juga mulai berani mengambil rumah karena didorong kondisi politik dalam negeri yang mulai stabil seusai penyelenggaraan pilpres.
“Suku bunga acuan Bank Indonesia yang diproyeksi stabil atau menurun serta kurs yang stabil juga bisa mendorong penjualan rumah seken pada 2020,” jelas Lukas.
Baca Juga
Meski prospek penjualan rumah bekas pada 2020 disebut bakal mengalami perbaikan, Lukas menyatakan bahwa penjualan unit rumah baru justru bakal lebih tinggi ketimbang rumah bekas. “Tahun depan konsumen sepertinya lebih cenderung ke rumah baru.”
Sementara itu, hasil survei yang dirilis Rumah.com mengenai Property Market Outlook 2020 mengungkapkan bahwa minat pasar terhadap properti residensial bekas hampir sama besar dengan properti residensial baru.
Sebanyak 52 persen responden mengaku bersedia untuk membeli rumah bekas. Meskipun demikian, pencarian hunian lebih mengutamakan lokasi dan sarana transportasi umum yang terdapat di sekitar hunian.