Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berhasil Masuk China, Semen Indonesia Optimalkan Pasar Ekspor

GM of Corporate Communication Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan untuk pertama kalinya, Semen Indonesia mendapatkan pembeli semen dari China karena ada kekurangan pasokan semen di negara tersebut.
GM of Corporate Communication PT Semen Indonesia Tbk, Sigit Wahono saat paparan kinerja Semen Indonesia dalam Media Fun Trip di Bali, Jumat (8/11/2019)./Bisnis-Peni Widarti
GM of Corporate Communication PT Semen Indonesia Tbk, Sigit Wahono saat paparan kinerja Semen Indonesia dalam Media Fun Trip di Bali, Jumat (8/11/2019)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnsi.com, BADUNG – PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) terus mengoptimalkan potensi pasar ekspor mengingat pasar domestik masih mengalami tekanan akibat over kapasitas dan adanya penurunan serapan pasar.

GM of Corporate Communication Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan untuk pertama kalinya, Semen Indonesia mendapatkan pembeli semen dari China lantaranya adanya kekurangan pasokan semen di negara tersebut yang diperkirakan akibat adanya pemberhentian pabrik untuk sementara karena isu lingkungan.

“Memang ini menjadi peluang buat kami untuk masuk pasar China, tapi kami masih belum tahu kontinuitasnya ke depan bagaimana, karena ini masih sangat baru dan ekspornya sedikit sekali,” katanya saat Media Gathering, Jumat (8/11/2019).

Dia mengatakan untuk mendorong penjualan di pasar ekspor, sejauh ini perseroan masih akan fokus pada pasar di kawasan utama Asia Selatan seperti Bangladesh, India Sri Lanka, termasuk di Asia Tenggara ada Filipina dan Timor Leste dan juga Maladewa yang merupakan pasar baru.

Sigit menyebut, tren kinerja ekspor sepanjang Januari – September 2019 mengalami peningkatan baik Semen Indonesia maupun PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI atau bekas Holcim) yang tumbuh 7%.

“Nah, sampai akhir tahun ini Semen Indonesia maupun SBI akan ditolong oleh pasar ekspor baru,” imbuhnya.

Sigit menjelaskan, kondisi pasar semen nasional saat ini pun mengalami penurunan 2%. Hal ini pun mempengaruhi penjualan perseroan yang juga turun sampai 4,9% sampai September 2019.

“Seperti yang kita tahun, di semester I ada agenda pemilu yang membuat sejumlah proyek wait and see, lalu setelah pemilu juga masih menunggu siapa pemerintah terpilih, dan menunggu kebijakan,” katanya.

Perseroan berharap di kuartal 4/2019 ini, ekonomi bisa kembali bergairah dan proyek-proyek bisa berjalan lagi agar produksi semen bisa terserap pasar, apalagi kapasitas produksi Semen Indonesia saat ini mencapai total 51 juta ton setelah mengakusisi Holcim, ditambah pabrik semen di Vietnam sehingga jumlahnya mencapai 53 juta ton.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas semen nasional saat ini mencapai 113,1 juta ton. Jumlah tersebut naik yang diperkirakan karema ada beberapa pemain yang baru menyelesikan proyek pabriknya.

Dari kapasitas terpasang itu, kebutuhan semen nasional ternyata hanya 70 jutaan ton atau turun 2,05%% dibandingkan tahun lalu, sehingga Indonesia mengalami over kapasitas produksi sekitar 30 juta ton.

Sigit menambahkan, selain mengoptimalkan pasar ekspor, perseroan saat ini tengah fokus melakukan penataan seluruh brand, termasuk merek Dynamix yang sebelumnya adalah Holcim, serta penataan distribusi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper