Bisnis.com, SURABAYA -- Bank Indonesia menyatakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2019 membaik diiringi semakin besarnya aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan data NPI dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan diumumkan Jumat, (8/11/2019). dia menyebutkan data NPI dan CAD menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan pencapaian pada kuartal II/2019.
"inflow-nya besar dan itu terlihat dari pencatatan cadangan devisa yang naik," katanya kepada pers di Surabaya, Kamis (7/11/2019).
BI telah melansir data cadangan devisa hari ini, Kamis (7/11/2019). Cadangan devisa pada akhir Oktober 2019 tercatat sebesar US$126,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2019 sebesar US$124,3 miliar.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Dody menyebutkan data makroekonomi tersebut diyakini akan memberikan confidence terhadap pasar dan para pelaku usaha. "Harusnya nilai tukar rupiah juga lebih baik."
Neraca Pembayaran Indonesia (balance of payment) adalah indikator yang mengukur arus devisa (mata uang asing) yang masuk dan keluar dari Indonesia.
Mengacu data Bank Indonesia (BI), komponen NPI terdiri dari transaksi berjalan (current account), transaksi modal (capital account), dan transaksi finansial (investasi langsung dan portofolio seperti obligasi dan saham).
Data BI memperlihatkan pada kuartal II/2019, NPI membukukan defisit senilai US$1,98 miliar. Padahal pada kuartal I/2019, Indonesia mengalami surplus senilai US$ 2,42 miliar.
Defisit yang paling terasa adalah pos transaksi berjalan yang merupakan komponen dari NPI. Pada kuartal II-2019, defisit transaksi berjalan mencapai 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB).