Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dorong Kemitraan Inti Plasma Tanaman Pangan

Pelaku usaha diharapkan dapat memperluas implementasi kemitraan model inti plasma dengan petani untuk komoditas tanaman pangan.
Petani memanen tomat di sebuah lahan pertanian di lereng gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara, Minggu (7/6). Walaupun mereka beraktivitas di zona bahaya, para petani tersebut tetap waspada terhadap ancaman bahaya gunung Sinabung. /ANTARA
Petani memanen tomat di sebuah lahan pertanian di lereng gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara, Minggu (7/6). Walaupun mereka beraktivitas di zona bahaya, para petani tersebut tetap waspada terhadap ancaman bahaya gunung Sinabung. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha diharapkan dapat memperluas implementasi kemitraan model inti plasma dengan petani untuk komoditas tanaman pangan. Hal tersebut dinilai bisa menjadi pengerek produktivitas pangan nasional dengan adanya asistensi dan dukungan pada modal produksi.

Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menyatakan pola kemitraan inti plasma bisa menjadi momentum untuk menghasilkan bibit unggul dengan produktivitas yang lebih tinggi. Dia menuturkan kemitraan bisa diterapkan baik pada tanaman pangan maupun hortikultura.

"Kemitraan inti plasma sangat bisa diimplementasikan di hortikultura dan tanaman pangan. Kita tinggal mendorong modelnya, tentunya petani yang kecil akan menerima manfaat juga karena sejak menanam sampai panen akan terus di bawah pengawasan dari yang membeli sehingga kualitas tanamannya, produknya bisa terjaga," kata Bambang usai menyampaikan paparan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Peningkatan produktivitas lewat perbaikan kualitas bibit disebut Bambang menjadi kebutuhan yang mendesak mengingat opsi ekstensifikasi menghadapi kendala konversi lahan. Bambang menyoroti konversi lahan yang amat masif di Pulau Jawa yang menopang mayoritas produksi pangan, begitu pula konversi di Sumatra.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud tak memungkiri jika sejauh ini pola kemitraan di tanaman pangan masih amat minim, tak seperti kemitraan inti plasma pada komoditas sawit dan kakao.

Musdhalifah memaparkan pola penanaman tanaman pangan seperti padi banyak dipengaruhi oleh budaya puluhan tahun yang mengakibatkan pengembangannya mandiri. Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya mulai mendorong pengembangan pertanian berbasis klaster.

"Kita sekarang mendorong pengembangan klaster bisnis untuk melihat bagaimana menguatkan posisi petani. Kemudian bagaimana membuat hasil pertanian pangan mereka kualitasnya sesuai dengan yang dibutuhkan dan offtaker-nya sudah tersedia," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper