Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengharapkan pemerintah dapat segera merealisasikan pengembangan klaster hortikultura yang didasarkan pada potensi produksi tiap daerah.
Langkah ini dinilai dapat mengurai permasalahan pasokan tak berkelanjutan dan fluktuasi harga ekstrem yang kerap menerpa sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang.
Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin Karen Tambayong mengemukakan pembentukan klaster bisa menjadi solusi terdekat yang bisa diambil pemerintah. Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan pasokan yang berkelanjutan dan sesuai dengan pasar di sekitar kawasan tersebut.
"Seharusnya ada clustering sehingga bisa diketahui kapan panennya. Cabai di Jawa dengan Sumatra saja beda masa panennya. Harusnya bisa ditata, tapi siapa yang harus menata itu?" kata Karen di Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Karen menuturkan para pengusaha bisa dilibatkan dalam pengembangan klaster ini dengan menjadi offtaker produk yang dihasilkan. Hal ini bisa dimulai melalui proyek percobaan, mengingat sejumlah pelaku industri makanan telah sejak lama menjalin kemitraan dengan petani melalui penyerapan bahan baku.
Selain menggunakan mekanisme offtaker, petani pun diharapkan dapat memperoleh dukungan dana yang memadai sehingga ke depan tidak tergantung pada penjualan produk segar saja.
Baca Juga
Karen menilai produk-produk hortikultura memiliki potensi tinggi untuk pengolahan lebih lanjut sehingga petani tak perlu hanya mengandalkan penjualan bahan mentah ke tengkulak.
"Ke depannya harus berorientasi pada produk olahan. Untuk cabai misal, kenapa tidak cabai bubuk atau pasta? Ini kan bisa disimpa, tetapi petani terkendala modal untuk menyiapkan sarana penyimpanan," tutur Karen.