Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Usaha Hortikultura Usulkan Program Khusus Produksi

Program khusus produksi diperlukan untuk mewujudkan harga yang lebih stabil pada komoditas hortikultura.
Petani memeriksa pertanaman bawang putih di Desa Langensari, Kecamatan, Sukareja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (29/5/2019)./Antara-Subagyo
Petani memeriksa pertanaman bawang putih di Desa Langensari, Kecamatan, Sukareja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (29/5/2019)./Antara-Subagyo

Bisnis.com, JAKARTA — Program khusus produksi diperlukan untuk mewujudkan harga yang lebih stabil pada komoditas hortikultura.

Direktur Pasar Komoditas Nasional (Paskomnas) Soekam Purwadi mengatakan untuk komoditas cabai, contohnya, ia mengusulkan adanya pembagian 60:40 produksi bulanan antara lima sentra produksi dengan daerah bukan sentra.

"Kebutuhan cabai nasional per bulan sekitar 70.000 ton, kami usulan 60% di sentra produksi dan 40% sisanya di daerah bukan sentra. Di sini target produksinya sekitar 28.000 ton dan dibiarkan beredar sebagai wujud kemandirian pangan," ujar Soekam dalam acara diskusi di Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Untuk 42.000 ton produksi di lima daerah sentra yang mencakup Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung, Soekam menyebutkan proses produksi perlu didukung dengan program khusus sehingga mampu memproduksi secara kontinyu. Pemerintah pun diharapkan dapat membuat program kebun penyangga yang memproduksi 20% dari kebutuhan untuk menjaga fluktuasi harga yang ekstrem.

"Jika ini bisa diterapkan, fluktuasi harga cabai bisa ditekan di kisaran Rp15.000 per kg untuk harga terendah dan harga tertinggi Rp35.000 per kg," sambungnya.

Adapun, pasokan yang tak berkelanjutan menjadi masalah klasik yang dihadapi sejumlah komoditas hortikultura dalam negeri. 

Harga yang jatuh saat musim panen dan melambung tinggi saat produksi rendah ditambah dengan peliknya distribusi membuat produk hortikultura seperti cabai dan bawang kerap berkontribusi pada angka inflasi dan deflasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper