Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk mengkaji kemungkinan penggunaan gas yang diproduksi ladang gas dalam negeri untuk keperluan industri domestik.
Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden dalam pertemuan dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Presiden Jokowi mengatakan bahwa gas yang diproduksi oleh ladang gas dalam negeri seperti Dumai, Bojonegoro, Natuna, Saka Kemang, sebagian di antaranya dikirim ke luar negeri seperti Singapura.
"Saya kira kita memiliki produksi yang banyak yang sementara ini dibawa ke luar [negeri]. Saya sudah perintahkan kepada Menteri ESDM yang baru agar ini mulai dilihat agar bisa digunakan untuk kepentingan industri-industri dalam negeri agar lebih efisien, jangan sampai itu dibawa ke luar sehingga harga di dalam [negeri] malah lebih mahal dari yang di luar," kata Jokowi.
Presiden mengatakan dirinya telah memerintahkan Arifin pada Kamis (31/10/2019) terkait hal tersebut.
Di samping itu, Jokowi meminta Arifin, mantan Duta Besar Jepang yang baru dilantik menjadi Menteri ESDM pada Rabu (23/10/2019), supaya mencermati kenapa harga gas di Indonesia bisa mencapai US$9—US$11 per mmbtu (million british thermal unit/MMBtu).
Jokowi menekankan bahwa efisiensi industri itu penting, termasuk efisiensi di bahan bakar seperti minyak atau gas.
"Sejak dulu saya katakan bahwa yang namanya efisiensi di harga-harga, baik itu minyak maupun gas adalah sangat penting karena menyangkut produk-produk yang dihasilkan oleh industri kita," kata Jokowi.