Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Desifit Pasokan Daging Sapi pada Akhir Tahun

Pemerintah diharapkan telah menyiapkan sejumlah langkah pengamanan pasokan daging sapi pada akhir tahun untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama momen hari raya Natal dan Tahun Baru.
Pedagang daging sapi segar melayani konsumen, di  Pasar Modern, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (2/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Pedagang daging sapi segar melayani konsumen, di Pasar Modern, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (2/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah diharapkan telah menyiapkan sejumlah langkah pengamanan pasokan daging sapi pada akhir tahun untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama momen hari raya Natal dan Tahun Baru.

Dalam prognosis sementara kebutuhan dan produksi daging yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), neraca daging sapi atau kerbau diperkirakan defisit 57.762 ton pada periode Oktober—Desember 2019 dengan kebutuhan mencapai 164.159 ton dan ketersediaan sapi lokal 106.397 ton. 

Kebutuhan tersebut bakal dipenuhi lewat pengadaan daging yang berasal dari stok sapi bakalan di pelaku usaha penggemukan (feedloter) dan importasi daging beku oleh BUMN. 

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, stok sapi bakalan per 8 Oktober 2019 tercatat berjumlah 206.855 ekor dengan kebutuhan sebanyak 179.964 ekor yang setara dengan 35.984 ton daging. 

Selain itu, terdapat pula 6.774 ton stok daging sapi di gudang importir per 12 September serta 362,5 ton stok daging kerbau di Bulog per 30 September 2019 ditambah 475 ton jeroan. 

Adapun perusahaan pelat merah sektor peternakan, PT Berdikari (Persero), bakal merealisasikan pemasukan daging sapi asal Brasil dalam waktu dekat. 

Direktur Utama Berdikari Eko Taufik Wibowo memperkirakan pemasukan daging asal Brasil dengan volume 3.000 ton sampai pekan ketiga Desember dapat menutup defisit dan bisa meredam fluktuasi harga sampai Desember. 

“Saya kira volume 3.000 ton ini cukup untuk cover gejolak sampai Desember,” kata Eko kepada Bisnis, Senin (28/10/2019). 

Dia mengungkapkan pihaknya telah merampungkan proses negosiasi dengan pemasok dan distributor. Selain itu, proses pengiriman pun tengah dipersiapkan untuk pengapalan pada November. 

Pengapalan pertama sekitar 280 ton diperkirakan mulai berjalan pekan depan dengan jadwal tiba pada awal Desember 2019. Proses pemasaran pun bakal segera dikoordinasikan dengan distributor yang bermitra dengan Berdikari. 

Untuk importasi daging kerbau sebanyak 20.000 ton pada 2018 lalu, misalnya, Berdikari menggandeng 13 distributor untuk menunjang proses pemasarannya. “Setelah pemasukan, langsung dikoordinasikan dengan distributor,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper