Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia mengusulkan pemerintah membangun transit oriented development (TOD) khusus untuk aktivitas angkutan barang sebagai upaya menurunkan biaya logistik.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman menuturkan setelah terpilih kembali sebagai Menteri Perhubungan Budi Karya harusnya langsung tancap gas membenahi sektor logistik dan angkutan barang.
"Harus tancap gas selama ini sedikit disenggol masalah barang, banyak ke penumpang saja. TOD yang dibuat pun untuk orang, contoh MRT, LRT, Commuter, harusnya mulai dipikirkan TOD barang di simpul-simpul logistik di mana terjadi pusat konsolidasi muatan di sana," terangnya kepada Bisnis.com, Kamis (24/10/2019).
Saat ini biaya logistik baru turun 2 persen dari 26 persen ke level 24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Padahal, Malaysia dan Thailand sudah pada level 15 persen terhadap PDB.
Menurutnya, keberadaan TOD untuk barang ini dapat menurunkan biaya logistik secara drastis. "Ya semacan tempat dimana terjadinya perpaduan semua jenis transportasi disana truk dan kereta misalnya, truk dan kapal, seperti MRT dan busway," jelasnya.
Selain itu, tempat atau daerah tersebut dilengkapi dengan fasilitas pergudangan, fulfillment, dan sebagainya layaknya pada TOD orang ada fasilitas hotel, dan pusat perbelanjaan.
Dengan demikian, terjadi sinergi antarmoda angkutan barang dan mengurangi biaya logistik. "[Daerah yang cocok] yang bangkitan muatan dan serapan muatan ada di sana, sentra penghasil dan daerah yang padat penduduknya, bisa pabrik, bisa pertanian, pertambangan dan lain-lain," tuturnya.
TOD merupakan konsep kekinian dari pembangunan properti yang dibangun terintegrasi dengan transportasi. TOD menautkan pembangunan simpul-simpul massa seperti tempat tinggal (rumah susuh, apartemen), pusat perbelanjaan, hotel dikolaborasikan dengan simpul transportasi seperti busway, stasiun kereta dan terminal.