Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Kondisi Ekonomi Global dan Domestik yang Jadi Pertimbangan BI

Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi dunia makin lambat, meskipun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda pascakesepakatan dagang AS dan China pada Oktober 2019.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Oktober 2019 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan 25 basis poin dari 5,25% menjadi 5,0% seiring dengan kondisi ekonomi global melambat, namun didukung ekonomi domestik yang stabil.

Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi dunia makin lambat, meskipun ketidakpastian pasar keuangan sedikit mereda pascakesepakatan dagang AS dan China pada Oktober 2019.

Dia memerinci, pertumbuhan ekonomi dunia yang melemah dipengaruhi oleh berlanjutnya penurunan volume perdagangan akibat ketegangan hubungan dagang AS-China serta berkurangnya kegiatan produksi di banyak negara.

“Perekonomian AS tumbuh melambat akibat menurunnya keyakinan pelaku ekonomi dipicu melambatnya ekspor, yang kemudian berkontribusi pada berkurangnya investasi nonresidensial dan konsumsi rumah tangga,” jelas Perry di Kantor Bank Indonesia, Kamis (24/10/2019).

Dia menyatakan, perkembangan sejenis juga terjadi di perekonomian Eropa, Jepang, China, dan India. Kondisi ini kata Perry berdampak pada kembali menurunnya harga minyak dan komoditas global, yang menyebabkan tetap lemahnya tekanan inflasi. Dia menyatakan, kondisi itu membuat berbagai negara merespons perkembangan dengan melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus fiskal.

Sementara itu, sedikit meredanya ketidakpastian pasar keuangan global mendorong aliran masuk modal ke negara berkembang. Ke depan, berbagai ketidakpastian dari ketegangan hubungan dagang AS dan China, serta risiko geopolitik lain tetap dicermati karena dapat memengaruhi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal.

Perry menyatakan, perekonomian dunia yang belum kondusif memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik. Adapun pertumbuhan ekspor sedikit membaik, meskipun masih mengalami kontraksi, di tengah permintaan global dan harga komoditas global yang menurun.

“Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi oleh beberapa produk ekspor manufaktur seperti ekspor kendaraan bermotor ke negara Asean dan ekspor emas yang tumbuh positif,” pungkasnya.

Terkait dengan Investasi, khususnya investasi nonbangunan masih belum kuat, tetapi hasil survei terkini menunjukkan akan kembali meningkat pada kuartal IV/2019 ditopang dengan kembali meningkatnya keyakinan pelaku usaha.

Sementara itu, pertumbuhan investasi bangunan cukup baik didorong oleh pembangunan proyek strategis nasional. Konsumsi rumah tangga tumbuh stabil didukung oleh inflasi yang rendah dan bantuan sosial pemerintah.

“Ke depan, bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diprakirakan berada di bawah titik tengah kisaran 5,0%-5,4% pada 2019 dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1%-5,5% pada 2020,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper