Bisnis.com, JAKARTA — Produksi minyak sawit Indonesia tahunan sampai dengan Agustus 2019 tercatat meningkat 14% dibanding periode yang sama pada 2018.
Berdasarkan laporan terbaru Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi minyak sawit sepanjang Januari–Agustus 2019 tercatat mencapai 34,7 juta ton atau 4 juta ton lebih tinggi dibanding capaian Januari–Agustus 2018 sebanyak 30,66 juta ton.
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengemukakan produksi Agustus 2019 sebanyak 4,7 juta ton tumbuh 8,7% dibanding produksi pada Juli 2019 yang berada di angka 4,3 juta ton. Kenaikan produksi selama Agustus ini pun merupakan yang tertinggi sepanjang 2019 dan ditemui di hampir seluruh sentra produksi sawit.
Iklim selama periode ini sejatinya kurang bersahabat untuk kelapa sawit lantaran kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah Sumatra dan Kalimantan. Kendati demikian, Mukti menyebutkan efek kekeringan tersebut akan berdampak pada produksi sawit 1 atau 2 tahun mendatang.
Di sisi lain, konsumsi domestik sampai Agustus 2019 tercatat mencapai 11,73 juta ton atau tumbuh 41,6% dibanding konsumsi periode yang sama tahun lalu sebanyak 8,28 juta ton. Mukti mengemukakan pertumbuhan ini tak lepas dari serapan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO untuk program biodiesel 20% (B20) yang berjalan tahun ini.
"Kebijakan B20 yang sepanjang 2019 ini sudah menyerap CPO lebih dari 4 juta ton. Sampai akhir tahun, serapan dalam negeri untuk biodiesel bisa bertambah 6,4 juta ton," kata Mukti, Kamis (17/10/2019).
Serapan CPO dalam negeri diproyeksikan akan meningkat pada 2020 mendatang seiring diberlakukannya mandatori B30. Mukti memperkirakan akan ada tambahan serapan CPO domestik sebanyak 3 juta ton dari program ini sehingga konsumsi dalam negeri bisa bertambah 9,4 juta ton.
"Kalau ini [B30] diterapkan, kemungkinan ada peningkatan di dalam negeri dan sedikit mengurangi ekspor. Kami harapkan dengan adanya ini harga menjadi membaik," sambung Mukti.
Gapki mencatat harga rata-rata CPO CIF Rotterdam Agustus 2019 mencapai US$541 per ton dan merupakan harga rata-rata bulanan tertinggi sejak Februari 2019. Tren kenaikan harga ini pun masih terlihat sampai akhir Agustus dan diharapkan dapat bertahan seiring pemberlakuan mandatori B30 pada awal 2020.