Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Kekurangan SDM yang Kompeten untuk Kembangkan Ekspor Jasa

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menyebut salah satu kendala yang dihadapi oleh Indonesia untuk mengembangkan ekspor jasa adalah kurangnya kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi.
Ilustrasi - Kapal MV Navios Verde/Bisnis-Andrew Mackinnon-marinetraffic.com
Ilustrasi - Kapal MV Navios Verde/Bisnis-Andrew Mackinnon-marinetraffic.com

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menyebut salah satu kendala yang dihadapi oleh Indonesia untuk mengembangkan ekspor jasa adalah kurangnya kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi.

Menurutnya, Indonesia mempunyai SDM berkualitas yang berkompetensi dan mampu bersaing dengan SDM dari negara-negara tetangga. Sayangnya, jumlah SDM tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan SDM yang tak mempunyai kompetensi atau berpendidikan rendah.

Hanif mengatakan SDM di Indonesia didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan persentase mencapai 58%. Hal tersebut tentunya menjadi permasalahan bagi pengembangan ekspor jasa.

"Ada jagoan-jagoan SDM kita yang tampil di perlombaan atau kompetisi-kompetisi internasional, jumlahnya tapi tak banyak. Contohnya seperti mencari tukang las atau welder bersertifikasi, ada memang, tapi jumlahnya berapa? Kita cari 100 misalnya dapatnya hanya berapa," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/10).

Sebagai upaya menyiapkan SDM, termasuk untuk ekspor jasa lanjut Hanif saat ini pemerintah melalui Kemnaker mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang meliputi tiga lembaga vokasi yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Balai Latihan Kerja (BLK), dan Politeknik.

Namun, dia menyadari bahwa pendidikan dan pelatihan vokasi tidak cukup untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM di Tanah Air. Oleh karena itu, Kemnaker pada 2020 menyiapkan kartu pra-kerja sebagai upaya meningkatkan kemampuan (upskilling) dan menambah kembali kemampuan (reskilling) SDM tersebut.

Ekspor jasa dinilai sebagai salah satu cara untuk memaksimalkan bonus demografi yang akan dialami pada tahun 2030 hingga 2045. Pada periode itu, 70% populasi Indonesia merupakan penduduk usia produktif.

"Tuntutan terhadap skill berubah, ini satu kunci agar Indonesia bisa eksis dalam beberapa tahun kedepan. Bonus demografi ini bisa kita optimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tegas Hanif.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak menampik bahwa salah satu kendala yang dihadapi Indonesia untuk meningkatkan ekspor jasa adalah kualitas SDM yang belum memadai. Dia menyebut SDM Indonesia masih sulit bersaing dengan SDM dari sejumlah negara tetangga.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menjelaskan SDM Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga lantaran selama ini tidak pernah ada konsep standarisasi yang jelas untuk pengembangan SDM, mulai dari pendidikan formal, pelatihan hingga peningkatan kualitas saat di dunia kerja.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah fokus untuk mengembangkan konsep pengembangan SDM yang menyesuaikan kebutuhan industri global melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

"Jalur science basic tetap perlu tetapi lebih mendesak pelatihan vokasi, pelatihan ketenagakerjaan yang dibutuhkan," katanya.

Adapun ,Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Dody Edward mengatakan penggiatan ekspor jasa merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemendag untuk mengantisipasi dampak dari resesi ekonomi yang semakin meluas. Ekspor jasa disebut sebagai bagian dari upaya Kemendag mendiversifikasi ekspor.
"Diversifikasi produk ekspor termasuk [di dalamnya] penggiatan ekspor jasa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rezha Hadyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper