Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agenda Ekonomi Global: Pertemuan IMF-World Bank, PDB China

Para pejabat ekonomi pemerintahan negara-negara dunia dijadwalkan akan bertolak ke Washington, D.C., Amerika Serikat (AS) pekan ini untuk mengadakan pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada 18-20 Oktober.

Bisnis.com, JAKARTA – Para pejabat ekonomi pemerintahan negara-negara dunia dijadwalkan akan bertolak ke Washington, D.C., Amerika Serikat (AS) pekan ini untuk mengadakan pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada 18-20 Oktober.

Pertemuan tahunan tersebut digelar di tengah keprihatinan atas perlambatan ekonomi global. Pertanyaan bagi para bankir dan menteri keuangan negara-negara tersebut adalah apa yang dapat dilakukan untuk menopang perekonomian mereka.

Banyak hal akan tergantung pada arah pembicaraan perdagangan antara AS dan China, yang pada Jumat (11/10/2019) waktu setempat berakhir dengan kesepakatan parsial.

Namun, tidak berarti ketidakpastian soal perang perdagangan dua negara berekonomi terbesar di dunia tersebut terhadap ekonomi global telah usai. Berikut adalah sejumlah agenda ekonomi pekan ini, seperti dilansir melalui Bloomberg (Senin, 14/10/2019).

Amerika Serikat

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell tidak dijadwalkan akan tampil di muka publik pekan ini. Artinya, investor harus menunggu tanda-tanda dari pejabat eksekutif lain bank sentral AS tersebut mengenai prospek langkah pemangkasan suku bunga bulan lebih lanjut dalam pertemuan kebijakan yang akan digelar pada akhir Oktober.

Di antara yang akan menyampaikan pandangannya adalah Presiden The Fed wilayah Atlanta Raphael Bostic dan Esther George dari Kansas City pada Selasa (15/10), Presiden The Fed Chicago Charlie Evans pada Rabu (16/10), dan Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan pada Jumat (18/10).

Pada Rabu (16/10, The Fed akan merilis Beige Book yang memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi di AS, beberapa jam setelah rilis data penjualan ritel untuk September yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan moderat.

Eropa, Timur Tengah, Afrika

Produksi industri untuk kawasan euro akan dirilis pada Senin (14/10). Data ini akan memberikan indikasi lain tentang bagaimana perlambatan di Jerman telah berdampak pada pertumbuhan secara keseluruhan.

Sementara itu, sejumlah pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan memanfaatkan pertemuan IMF pekan ini untuk memperpanjang perdebatan soal stimulus.

Di Inggris, data pasar tenaga kerja, inflasi, dan penjualan ritel akan menggambarkan latar belakang ekonomi selama pekan politik yang tidak menentu akibat ketidakpastian tentang tenggat waktu perpisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Adapun di Libanon, krisis keuangan mungkin akan membayangi seiring dengan meningkatnya tekanan pada patokan nilai mata uangnya dan keraguan investor soal kemampuan pemerintah membayar utang.

Amerika Latin

Pemerintah Argentina akan mulai menerbitkan putaran terakhir indikator ekonomi utama sebelum agenda pemilihan presiden pada 27 Oktober, dengan rilis harga konsumen bulan September pada Rabu (16/10). Para ekonom memperkirakan kenaikan secara month-on-month sebesar 5,8%, yang akan menjadi yang terbesar dalam setahun.

Sementara itu, delegasi pejabat pemerintah Argentina akan menuju ke Washington untuk pertemuan IMF. Tensi antara Argentina dan IMF telah meningkat sejak mereka menandatangani kesepakatan kredit senilai US$56 miliar pada tahun 2018.

Asia

Bank-bank sentral di Singapura dan Korea Selatan dijadwalkan akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter masing-masing pekan ini. Para pembuat kebijakan bank sentral di kedua negara yang ekonominya bergantung pada perdagangan tersebut diperkirakan akan melakukan pelonggaran kebijakan di tengah pertumbuhan yang memburuk.

Data output Singapura yang dirilis pada Senin (14/10) kemungkinan akan memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengambil pendekatan bertahap pelonggaran kebijakan.

Sementara itu, serangkaian rilis data ekonomi dari China pekan ini kemungkinan akan menunjukkan tekanan pada ekonomi. Pertumbuhan PDB mungkin akan melambat lebih lanjut pada kuartal ketiga, ekspor terus berkontraksi, dan harga produsen akan kembali berkurang.

Di Hong Kong, Pemimpin Eksekutif Carrie Lam akan menetapkan tujuan kebijakan ekonominya dalam suatu pidato, dengan latar belakang krisis politik yang memburuk dan kemerosotan ekonomi yang mendalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper