Bisnis.com, JAKARTA — Pakuwon Group kesulitan mencari penyewa untuk mengisi ruang-ruang perkantoran di Pakuwon Tower Kasablanka miliknya. Gedung setinggi 40 lantai tersebut memiliki luas 80.000 meter persegi.
Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk. Stefanus Ridwan mengungkapkan bahwa kondisi pasar perkantoran di Jakarta yang sedang kelebihan pasokan memang menyulitkan pemilik untuk mencari penghuninya.
“Ada sih, tapi enggak semudah apartemen atau mal. Nah, untuk tenant yang sudah mengisi ada dari beberapa perusahaan seperti co-working space dan startup, tapi masih belum banyak,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (9/10/2019).
Untuk angka keterisiannya, Stefanus belum mendapat data detailnya. Namun, banyak peminat yang datang masih dalam proses negosiasi harga.
Adapun, dari harga yang ditawarkan, bergantung pada minat pasar untuk sewa atau beli.
“Kami tawarin juga bervariasi ukurannya. Ada yang besar, ada yang kecil. Beda lantai juga kan beda harga. Enggak terlalu gampang mastiin di satu angka ya, saya kira juga lihat pasar.”
Baca Juga
Stefanus menambahkan bahwa Pakuwon sedang mencari jalan agar bisa lebih menarik perusahaan yang potensial untuk menjadi penyewa dengan menawarkan gimik-gimik.
Selain itu, lokasinya yang strategis dan bebas hambatan seperti ganjil genap juga menjadi nilai tambah.
Sekarang, melihat pasar perkantoran yang lesu, Stefanus mengaku tidak lagi berminat untuk mengembangkan kantor dalam waktu dekat.
“Sekarang sudah enggak minat bikin perkantoran. Pakuwon akan fokus ke hunian dulu. Gabungin, misalnya, bawahnya ada [penyewa yang menjual] FnB [food and beverages/pujasera], kalau office itu serem-serem sedap itu. Semua saya kira juga gitu,” katanya.