Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan produksi batu bara sepanjang tahun ini akan berada di bawah realisasi tahun lalu.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan yang disetujui, target produksi pada awal tahun sebanyak 489,73 juta ton. Pada pertengahan tahun, sebagian perusahaan mengajukan penambahan produksi sehingga target naik jadi sekitar 530 juta ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDMBambang Gatot Ariyono mengatakan tambahan produksi tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai 557,77 juta ton.
"[Produksi tahun ini] sekitar 530 juta ton, perubahannya plus minus sekitar segitu," ujarnya di kantor Kementerian ESDM, Selasa (8/10/2019).
Bambang tidak menampik bahwa realisasi produksi pada akhir tahun nanti bisa saja jauh lebih rendah dari proyeksi tersebut seiring dengan harga batu bara yang terus berada dalam tren negatif.
"Kami belum tahu realisasinya, bisa juga lebih rendah karena harga batu bara turun juga sehingga banyak operasi yang tidak optimal," kata Bambang
Memasuki kuartal IV/2019, harga batu bara acuan (HBA) tertekan ke level US$64,8 per ton pada Oktober 2019 sekaligus menjadi yang terendah dalam 3 tahun terakhir.
Untuk diketahui, HBA sepanjang tahun ini terus berada dalam tren penurunan dan hanya sekali mencetak kenaikan bulanan.
Alhasil, rerata HBA sepanjang periode Januari-Oktober 2019 turun menjadi US$80,22 per ton. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rerata HBA pada periode yang sama tahun lalu senilai US$99,72 per ton.