Bisnis.com, JAKARTA – Deflasi yang terjadi pada September 2019 dipastikan tidak disebabkan oleh penurunan daya beli.
Untuk diketahui, deflasi per September 2019 mencapai 0,27% (mtm). Hingga 2017, deflasi yang terjadi tidak pernah mencapai 0,2% (mtm).
Menurut ekonom CORE Piter Abdullah, deflasi yang terjadi pada September 2019 cenderung disebabkan oleh dua faktor.
Pertama, terdapat pola musiman di mana harga bahan pangan cenderung menurun pada September 2019.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri menunjukkan bahwa kelompok pengeluaran bahan pangan merupakan satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Deflasi kelompok bahan pangan mencapai 1,97%, sedangkan kelompok pengeluaran lain mengalami inflasi.
Kedua, deflasi pada September 2019 juga disebabkan oleh berlebihnya suplai produk tertentu yakni daging ayam dan telur.
Data BPS menunjukkan bahwa daging ayam ras memberikan sumbangsih deflasi sebesar 0,05% dan telur ayam ras 0,02%. Namun, komoditas dengan andil deflasi terbesar adalah dari cabai merah yang mencapai 0,19%.
"Besarnya deflasi menurut saya bukan dikarenakan menurunnya daya beli. Permintaan memang menurun tapi lebih dikarenakan pola musiman," ujar Piter, Selasa (1/10/2019).